Under category | Abu Bakar as shiddiq ra. | |||
Creation date | 2007-11-20 03:03:26 | |||
Article translated to
|
العربية | |||
Hits | 12833 | |||
kirim halaman ini ke teman anda
|
العربية | |||
Share Compaign |
pengangkatan abu bakar ra.
sebagai khalifah antara terang-terangan dan isyarat.
di riwayatkan oleh imam bukhari rahimahullah dari abi sa'id al khudri ra. ia mengatakan: rasulullah saw. bersabda: "sesungguhnya orang yang paling terpercaya kepada saya mengenai persahabatannya dan hartanya ialah abu bakar, seandainya saya mengambil khalil selain tuhan-ku, maka saya akan mengambil abu bakar, akan tetapi persaudaraan islam dan kasih sayangnya, tidak ada satupun rumah kecuali telah tertutup, kecuali pintu rumah abi bakar ra..
ulama mengatakan: hal ini adalah merupakan indikasi atau petunjuk mengenai pengangkatan (abi bakar ra.) sebagai khalifah, karena ia pernah keluar untuk mengimami orang-orang muslim shalat, dan terdapat lafadz lain yang lebih jelas, yaitu:
di keluarkan oleh imam bukhari dan muslim rahimahumallah dari jubair bin muth'im ra. ia mengatakan: seorang perempuan mendatangi rasulullah saw., maka rasulullah saw. memerintahkannya untuk kembali (menemuinya di hari yang lain), maka perempuan itu mengatakan: bagaimana pendapatmu jika saya datang dan saya tidak menemukan baginda? seolah-olah yang ia maksudkan adalah rasulullah saw. telah wafat, rasulullah saw. menjawab: "jika kamu tidak menemukanku maka datangilah abu bakar ra.".
imam syafi'i rahimahullah mengatakan: "dalam hadits ini terdapat suatu dalil bahwasanya yang akan menjadi khalifah setelah rasulullah saw. wafat ialah abu bakar ra..
sebuah hadits yang di keluarkan oleh al haakim dan di sahihkan olehnya, yaitu hadits yang di riwayatkan oleh anas bin malik ra. ia mengatakan: bani al mushtalaq mengutusku menemui rasulullah saw. untuk menanyainya: bahwa kepada siapa kami akan membayar sedekah (zakat) kami, setelah baginda meninggal? maka saya mendatanginya dan menanyakan hal tersebut, maka beliau saw. menjawab: (bayarlah / serahkanlah) ke abi bakar.
hadits ini adalah sebuah keterangan yang cukup jelas bahwa abi bakar ra. akan menjadi khalifah setelah rasulullah saw. wafat, karena (yang berkewajiban) mengambil (untuk mengorganisir) sedekah atau zakat ialah khalifah (pemimpin).
sebuah hadits yang di keluarkan oleh imam muslim rahimahullah dari aisyah ra. ia mengatakan: rasulullah saw. bersabda kepada saya di waktu beliau sedang sakit, panggilkanlah saya abu bakar dan saudaramu agar aku menulis sebuah surat, karena saya khawatir akan berharap orang yang berharap, dan seseorang akan mengatakan: saya lebih utama, sementara allah swt dan orang-orang mukmin enggan kecuali abi bakar (sebagai khalifah setelah rasulullah saw. wafat).
hal ini adalah keterangan yang sangat jelas dari rasulullah saw. (bahwa abi bakar akan menjadi khalifah setelah beliau saw. wafat), ibn taimiyah rahimahullah mengatakan di dalam kitab minhaaju sunnah:
"hal ini adalah suatu teks yang sangat jelas mengenai pengangkatan abi bakar ra. sebagai khalifah".
akan tetapi beliau saw. tidak jadi menulis surat tersebut, kenapa?
hal tersebut di terangkan oleh imam ahmad bin hanbal rahimahullah di dalam musnad-nya, sebagai berikut:
dari aisyah ra. ia mengatakan: di waktu rasulullah saw. sedang sakit keras, sakit yang membuat beliau meninggal, beliau saw. mengatakan: panggilkanlah saya abdurrahman bin abi bakar agar saya menulis sebuah surat untuk abi bakar, sehingga setelah saya meninggal satupun tidak akan ada yang menyelisihinya, kemudian beliau saw. bersabda: "mohon perlindungan allah, jika orang-orang mukmin berselisih mengenai abi bakar".
hadits ini mengisyaratkan tentang ke khalifahan abi bakar ra. dengan sangat jelas, dan hal ini juga termasuk tanda dari tanda-tanda kenabian muhammad saw., karena (setelah rasulullah saw. wafat) orang-orang muslim tidak berselisih mengenai pengangkatan abi bakar radhiyallah 'anhu sebagai khalifah, bahkan kesepakan para sahabat terhadapnya adalah dengan ijma', hal yang seperti ini belum pernah terjadi di atas muka bumi ini, tidak sebelum abu bakar ra. ataupun sesudahnya, satupun tidak terbukti mengenai pengingkaran atau penolakan abi bakar sebagai khalifah, selain (kebohongan-kebohongan ) yang di buat dan di sebarkan oleh para kaum orientalis, dan orang-orang selain mereka, insya allah kita akan membantah mereka di pembahasan yang akan datang.
di keluarkan oleh imam muslim rahimahullah dari aisyah ra. ia di tanya: "siapa yang akan di jadikan oleh rasulullah saw. sebagai pengganti seandainya beliau mengangkat seorang pengganti (khalifah)? (dalam hal ini beliau saw. belum mengangkat seseorang dengan jelas, tidak abi bakar ataupun yang lainnya".
aisyah menjawab: abu bakar.
kemudian ia di tanya lagi, kemudian siapa setelah abi bakar?
ia menjawab: umar. kemudian di tanya lagi, siapa lagi setelah umar? ia menjawab: abu ubaidah al jarrah.
abu ubaidah al jarrah ra. meninggal pada tahun 18 hijriah di pemerintahan umar bin khattab ra., oleh karena itu beliau tidak menjadi calon khalifah setelah umar bin khattab mati syahid pada tahun 23 hijriah.
di keluarkan oleh ahmad dan abu daud rahimahumallah dan selain dari keduanya, dari sahal bin sa'ad ra. ia berkata: telah terjadi peperangan di antara bani 'amru bin 'auf, lalu hal tersebut terdengar oleh rasulullah saw. maka beliau saw. mendatangi mereka setelah dzuhur untuk mendamaikannya, kemudian beliau saw. bersabda: "wahai bilal! jika waktu shalat (ashar) telah masuk dan saya belum datang maka suruhlah abu bakar untuk mengimami orang-orang. maka ketika telah masuk waktu shalat ashar, bilal meng-qamat (mengumandangkan iqamah) shalat, kemudian bilal memerintahkan abi bakar untuk menjadi imam, maka beliaupun shalat.
kemudian dalam riwayat bukhari rahimahullah sahal bin sa'ad ra. mengatakan: "kemudian rasulullah saw. datang sementara orang-orang sedang shalat, maka rasulullah saw. membelah shaf (barisan) sehingga bisa berada di shaf pertama, maka orang-orang bertepuk (sebagai isyarat bahwa rasulullah saw. telah datang). mereka ingin memalingkan pandangan abi bakar (agar mengetahui) keberadaan rasulullah saw. , sahal bin sa'ad ra. mengatakan:
"abu bakar tidak menoleh dalam shalatnya, maka ketika telah banyak orang yang bertepuk, iapun menoleh dan melihat rasulullah saw., maka rasulullah saw. memberikan isyarat kepadanya agar tetap pada tempatnya.
bahkan dalam riwayat yang lain di terangkan bahwasanya rasulullah saw. menyuruhnya untuk menjadi imam. maka abu bakar mengangkat kedua tangannya kemudian memuji allah swt. lalu abu bakar mundur sehingga masuk ke dalam shaf, dan kemudian rasulullah saw. maju (untuk mengimami para sahabatnya), maka beliaupun shalat, dan setelah selesai (dari shalatnya) rasulullah saw. bersabda:
"wahai abu bakar! apa yang mencegahmu untuk tetap (pada tempatmu) jika saya memerintahkanmu? maka abu bakar menjawab: "tidak pantas anak abi quhafah (yang ia maksud dirinya) untuk memimpin shalat di depan rasulullah saw. maka rasulullah saw. bersabda: kenapa saya melihat kalian banyak yang bertepuk tangan, barang siapa yang melihat sesuatu (hal yang keliru) dalam shalatnya maka bertasbihlah, karena sesungguhnya jika telah bertasbih (seseorang) maka ia (yang keliru) akan berpaling kepadanya, sedangkan bertepuk tangan itu adalah untuk wanita.
di riwayatkan oleh imam bukhari rahimahullah dan muslim rahimahullah dari abi hurairah ra. ia berkata: aku mendengar rasulullah saw. bersabda: ketika saya sedang tidur saya melihat diri saya berada di sebuah sumur yang di dalamnya terdapat timba, maka saya menimba darinya sesuai yang di inginkan oleh allah swt., kemudian di ambil oleh ibn abi quhaafah (abi bakar ra.), maka ia menimba darinya satu atau dua timba besar, mengenai halnya.., allah swt. mengampuni kelemahannya, kemudian di ambil oleh ibn khattab (umar ra.) maka ia merubah timba tersebut menjadi timba yang lebih besar, aku belum pernah melihat orang yang sangat kuat dari orang-orang yang melakukan seperti yang di lakukan oleh umar bin khattab, sampai orang-orang datang ke tempat unta mereka.
artinya mereka meminumkan unta mereka, dan menempatkannya di tempatnya, yaitu tempat istirahat buat unta-unta mereka. hal ini adalah contoh yang sangat jelas mengenai apa yang akan berlangsung antara abu bakar ra. dan umar bin khattab ra. mengenai ke-khalifahan mereka dan bagusnya perjalanan keduanya, serta akan nampak pengaruh keduanya, dan orang-orang akan mengambil manfaat dari usaha mereka berdua, semua hal tersebut di karenakan rasulullah saw., dari berkahnya, dan pengaruh persahabatannya, hal ini semua tidak luput dari usaha keras rasulullah saw. yang telah menjalangkan tugasnya dengan sempurna, yang telah menetapkan kaidah-kaidah islam, yang mengatur perihalnya, dan yang menjelaskan ushul dan furu'nya (inti dan cabangnya), serta manusia telah masuk islam secara berbondong-bondong, sehingga firman allah swt. turun:
"pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah ku-ridhai islam itu jadi agama bagimu". (qs. al maaidah: 3).
kemudian setelah ayat ini turun, rasulullah saw. meninggal dunia, maka abu bakar ra. mengantikannya (sebagai khalifah) selama dua tahun beberapa bulan, inilah maksud dari sabda rasulullah saw yang berbunyi:
"satu timba atau dua timba".
di masa pemerintahannya beliau memerangi orang-orang yang murtad, dan daerah kekuasaan islam semakin meluas, kemudian setelah itu beliaupun meninggal dunia, maka umar bin khattab ra. di lantik menjadi amiirul mukminin menggantikan beliau, di masa pemerintahan umar ra. islam semakin menyebar luas, dan beliau mengatur dan menetapkan kebijaksanaan untuk umat islam yang belum pernah terjadi sebelumnya.
rasulullah saw. mengungkapkan dalam hadits yang telah kita sebutkan di atas dengan kata "sumur" hal ini berkaitan dengan persoalan orang-orang muslim, yang di dalamnya terdapat air yang menjadi sumber kehidupan buat orang-orang muslim dan kemaslahatan mereka, dan mengumpamakan pemimpin mereka yang memberikan mereka air minum, dan ungkapan meminumkan mereka ialah mengatur hal ihwal atau urusan mereka dan memperhatikan kemaslahatan mereka, di dalam hadits ini terdapat dalil mengenai kenabian muhammad saw. karena abu bakar ra. tidak memerintah kecuali hanya dua tahun bebepa bulan, sedangkan umar ra. menjadi khalifah dengan waktu yang lama. oleh karena itu (rasulullah saw. bersabda dalam hadits tersebut):
"ia menimba dan belum pernah ada orang yang menyamainya".
abu bakar ra. mengimami para sahabat shalat (berjama'ah).
kita akan membahas mengenai hadits yang sangat penting, yaitu hadits-hadits yang mengisyaratkan tentang pengangkatan abu bakar ra. sebagai khalifah, sebuah hadits yang di dalamnya rasulullah saw. memerintahkan abu bakar untuk mengimami shalat orang-orang ketika rasulullah saw. sedang sakit keras, maka ia senantiasa mengimami mereka selama 10 hari sementara rasulullah saw. masih hidup, akan tetapi beliau saw. tidak mampu untuk berdiri karena sedang sakit.
di riwaytkan oleh bukhari dan muslim rahimahumallah dari aisyah radhiyallahu'anha ia mengatakan: ketika rasululah saw. sedang sakit keras, sakit yang menyebabkan beliau wafat, (ketika) waktu shalat telah masuk, dan adzan telah di kumandangkan, maka beliau saw. bersabda: perintahkanlah abi bakar agar mengimami orang-orang, maka aisyah berkata kepadanya: sesungguhnya abi bakar adalah seorang yang gampang bersedih.
dalam riwayat yang lain di katakan: abu bakar adalah seorang yang lembut (hatinya), maka jika beliau menggantikan posisi baginda (menjadi imam) maka orang-orang tidak akan mendengar (suaranya).
(namun) rasulullah saw. mengulangi perintahnya dua kali, maka aisyah radhiyallahu'anha menolaknya seperti penolakannya yang pertama, akan tetapi rasulullah saw. tetap dengan pendapatnya, maka aisyah radhiyallahu'anha meminta kepada hafshah radhiyallahu'anha untuk mengulangi ke yang ketiga kalinya! maka rasulullah saw. bersabda: sesungguhnya kalian bagaikan shawaahib (wanita yang memberikan fintnah) bagi yusuf as.
yang di maksud rasulullah saw. di sini ialah aisyah ra., dan yang di maksud dengan shawaahib yusuf ialah isteri raja ( yaitu zulaikha) karena ia mengundang wanita-wanita untuk melihat rupa nabi yusuf as. agar mereka dapat menerima alasan ia mencintai yusuf as.
akan tetapi pada dzhahirnya undangan ialah untuk memuliakan tamu, demikian pula dengan posisi aisyah radhiyallahu'anha, kemudian hafshaf radhiyallahu'anha dengan perintah aisyah, memang pada kenyataannya abu bakar ra. adalah orang yang lemah lembut, akan tetapi batinnya tegar, aisyah radhiyallahu'anha tidak menginginkan ia menjadi imam shalat buat orang-orang, agar orang-orang tidak menjadi pesimis dengannya jika ia mengantikan posisi rasulullah saw. akan tetapi rasulullah saw. tetap menginginkan supaya ia mengimami orang-orang untuk shalat berjamaah. maka beliau saw. bersabda:
"perintahkanlah abu bakar agar menjadi imam buat mereka".
maka abu bakar radhiyallahu 'anhu keluar, kemudian aisyah radhiyallahu'anha menyempurnakan haditsnya, sebagaimana yang di riwayatkan oleh imam bukhari, aisyah radhiyallahu'anha mengatakan:
" rasulullah saw. merasa agak membaik (kesehatannya), maka beliau saw. keluar untuk menenangkan dua orang yaitu (al abbas ra. dan ali ra.), aku melihat kedua kakinya melangkah dengan rasa sakit, maka abu bakar ra. mundur, (namun) rasulullah saw. berisyarat kepadanya (agar ia tetap di tempatnya), kemudian rasulullah saw. mendatanginya sehingga duduk di sampingnya (dalam suatu riwayat beliau saw. duduk di berada di samping kirinya yaitu posisi seorang imam).
al a'masy salah seorang perawi hadits di tanya : dan rasulullah saw. shalat, sementara abu bakar shalat dengan shalatnya, dan orang-orang shalat dengan di imami abu bakar ra., maka ia (al a'masy) menjawab benar, dengan kepala (mengangguk).
artinya di dalam shalat ini abu bakar memulai shalatnya sebagai imam, kemudian rasulullah saw. menyusulnya, maka abu bakar ra. menjadi imam sampai akhir shalat.
sementara anggapan bahwa aisyah radhiyallahu'anha tidak menginginkan abu bakar ra. mengimami orang-orang, sebab ia khawatir orang-orang akan merasa pesimis dengannya.
boleh jadi aisyah radhiyallahu'anha mempunyai keinginan lain dari keraguannya tersebut (jika ayahnya menjadi imam menggantikan rasulullah saw.) yang mungkin hal tersebut suatu hal yang sangat penting, diantaranya sebagai contoh, mungkin ia ingin menafikah atau meniadakan dari dirinya tuduhan bahwa ia telah bersekongkol untuk menjadikan ( ayahnya pengganti rasulullah saw.) sebagai imam shalat, sehingga pundak ke-khalifahan akan jatuh di tangan ayahnya (kelak setelah rasulullah saw. wafat), dan benar, telah terjadi tuduhan terhadap dirinya yang di buat-buat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab …
kemudian agar hafshah binti umar ra.maa menyaksikan kejadian tersebut, karena umar tanpa di ragukan lagi adalah calon kedua sebagai khalifah, dan sebagian orang ada yang memilihnya walaupun abi bakar lebih utama dari dia, di karenakan umar bin khattab ra. orang kuat, pandai mengatur permasalahan (manajemen), sangat berpengaruh terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafik.
maka aisyah radhiyallahu'anha dengan hal ini telah menyaksikan orang yang paling pantas mendapatkan kesaksian, sampai ia mengetahui maksud rasulullah saw. sebagaimana juga dengan sikapnya tersebut, ia telah menampakkan sesuatu yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya yaitu bahwasanya rasulullah saw. tidak meragukan lagi kepemimpinan abu bakar ra.. dan beliau saw. sangat yakin dan paham ketika melakukan hal tersebut, dan enggan selain abi bakar yang menempati posisi tersebut, dan sama adanya aisyah radhiyallahu'anha mempunyai maksud dengan hal-hal ini , ataupun tidak, akan tetapi karunia allah swt. terhadap umat ini yaitu tercapainya hal ini secara nyata, dan nampak secara jelas di kalangan orang-orang muslim bahwasanya rasulullah saw. tidak menginginkan seseorang yang memimpin shalat berjama'ah kecuali abi bakar ra..
kejadian ini adalah dalil yang sangat kuat mengenai keinginan rasullah saw. untuk mengangkat abu bakar ra. sebagai khalifah. berdasarkan hal ini ali bin abi thalib ra. mengatakan: "rasulullah saw. ridha kepada abu bakar terhadap agama kami, maka kamipun ridha terhadap beliau dengan urusan dunia kami".
sebagaimana yang di riwayatkan oleh al haakim di dalam kitab al mustadrak : artinya : "rasulullah saw. ridha terhadap abi bakar untuk mengimami (kami) di dalam shalat, maka kamipun ridha beliau menjadi khalifah".
demikian juga umar bin khattab ra. ber-isntinbath (menarik kesimpulan dalil) mengenai keinginan rasulullah saw. untuk menjadikan (abu bakar ra.) sebagai khalifah, beliau mengatakan kepada orang-orang anshar sa'at berada di saqifah:
"bukankah kalian telah mengetahui bahwasanya rasulullah saw. telah menjadikan abi bakar sebagai imam shalat? mereka menjawab: iya. kemudian umar berkata lagi: siapakah dari kalian yang dirinya merasa lebih pantas untuk maju mendahului dari seseorang yang telah di ajukan oleh rasulullah saw.? mereka menjawab: tidak ada satupun. ma'aadza llah (kami berlindung kepada allah swt.) untuk kami maju mendahului abi bakar. hal ini di riwayatkan oleh an nasaa'i dan al haakim.
abu bakar ra. senantiasa mengimami orang-orang shalat berjama'ah, di sepanjang rasulullah saw. sedang sakit, dan rasulullah saw. tidak pernah lagi keluar untuk shalat (berjama'ah) karena beliau saw. sedang sakit keras.
di riwayatkan oleh abi daud dari abdullah bin zam'ah ra. ia mengatakan: "ketika rasulullah saw. sedang sakit keras, dan saya bersamanya bersama kelompok dari orang-orang muslim, bilal ra. mengajakanya (mengumandangkan adzan) untuk shalat, maka beliau saw. bersabda: "perintahkanlah seseorang untuk mengimami orang-orang shalat".
dalam hadits ini rasulullah saw. tidak menyebutkan nama dengan jelas, tidak dengan nama abu bakar ataupun orang selainnya, ia (abdullah bin zam'ah) mengatakan: kemudian saya keluar, maka (saya mendapati) umar bersama yang lain, sementara abu bakar tidak ada, maka aku mengatakan:
"wahai umar! berdirilah dan imamilah orang-orang shalat!
sudah jelas, bahwasanya abdullah bin zam'ah dan para sahabat yang lain telah mengetahui bahwasanya yang pantas mengimami mereka shalat ialah abu bakar ra., akan tetapi beliau tidak hadir pada waktu itu, maka umarlah (yang menggantikannya), abdullah bin zam'ah ra. mengatakan:
"kemudian umar maju dan bertakbir, maka ketika rasulullah saw. mendengar suaranya, karena umar seorang laki-laki yang mempunyai suara yang menggelegar, rasulullah saw. bertanya:
"di mana abu bakar? ya'ba llahu dzaalika llahu wal muslimun, ya'ba llahu dzaalika wal muslimun". maka abu bakar di utus, maka ia datang setelah umar telah selesai dari shalatnya, maka abu bakarpun mengimami (kembali) orang-orang shalat.
dalam musnad ahmad bin hanbal rahimahullah terdapat suatu tambahan yaitu: umar bin khattab ra. mendatangi abdullah bin zam'ah ra. dan mengatakan kepadanya (setelah shalat) setelah ia mendengar kemarahan rasulullah saw.
"celaka kamu, apa yang kamu lakukan terhadap saya wahai ibn zam'ah? demi allah swt. aku tidak mengira ketika kamu memerintahkan saya kecuali rasulullah saw. telah memerintahkanmu dengan hal tersebut, seandainya bukan seperti itu (sangkaan saya) maka saya tidak akan mengimami orang-orang shalat, maka abdullah bin zam'ah ra. mengatakan: demi allah, rasulullah saw. tidak memerintahkanku, akan tetapi ketika saya tidak melihat abu baka,r saya melihat anda yang paling berhak untuk menjadi imam shalat.
kemarahan rasulullah saw. ini menguatkan bahwasanya rasulullah saw. mengingkan abu bakar, karena jika tidak demikian, maka shalat yang di pimpin oleh umar radhiyallhu'anhu adalah sah, karena umar ra. adalah termasuk dari golongan orang-orang yang mulia, bahkan beliau adalah orang yang terbaik dan mulia di bandingkan yang lain setelah abi bakar ra., namun pada posisi ini rasulullah saw. menginginkan agar permasalahan tidak menjadi runyam dan amburadul setelah rasulullah saw. wafat kelak, maka mereka tidak saling berselisih mengenai abu bakar ra. (sebagai khalifah).
ta'liqaat (komentar-komentar) yang penting mengenai abu bakar ra. mengimami orang-orang shalat berjama'ah.
ar rasyid bertanya kepada ibn 'ayyasy rahimahullah.
diantara komentar terbaik mengenai abi bakar ra. mengimami orang-orang muslim shalat ketika rasulullah saw. sedang sakit ialah apa yang di riwayatkan oleh ibn 'addi rahimahullah dari abi bakar bin 'ayyasy (beliau adalah seorang ulama di zaman khalifah abbasiyah harun ar rasyid rahimahullah) ia mengatakan: ar rasyid berkata kepadaku:
"wahai abi bakar! bagaimana kaum musimin mengangkat abi bakar as shiddiq sebagai khalifah?
sesungguhnya di sana terdapat hal-hal yang sangat penting, atau yang tidak di pahami oleh ar rasyid, maka dia ingin lebih memperjelas hal tersebut, maka abu bakar bin 'ayyasy rahimahullah mengatakan:
"wahai amiirul mukminin, allah swt. diam, rasulullah saw.pun diam, maka orang-orang mukminpun diam.
ar rasyid mengatakan: demi allah swt.! kamu tidak memberikanku penjelasan kecuali saya tambah bingung. artinya saya tidak paham apa yang kamu maksud, maka abu bakar bin ayyasy mengatakan: "wahai amirul mukminin rasulullah saw. sakit selama 8 hari, kemduian bilal masuk menemuinya kemudian ia bertanya : wahai rasulullah saw. siapa yang akan mengimami orang-orang shalat? rasulullah saw. bersabda: perintahkanlah abu bakar untuk mengimami orang-orang shalat.
maka abu bakar mengimami orang-orang shalat selama 8 hari, sementara wahyu turun, maka rasulullah saw. diam dengan diamnya allah swt. artinya seandainya allah swt. menginginkan orang lain selain abi bakar (untuk menjadi imam shalat berjama'ah) maka allah swt. akan mengabari rasul-nya melalui wahyu, akan tetapi pilihan rasulullah saw. terhadap abu bakar adalah pilihan yang di ridhai oleh allah swt. maka orang-orang mukminpun diam dengan diamnya rasulullah saw. hal ini sangat membuat takjub ar rasyid rahimahullah dan beliau berkata: baaraakallahu fiik (semoga allah swt. memberkahimu).
komentar abu hasan al asy'ari rahimahullah.
diantara komentar yang indah mengenai hal ini adalah apa yang di katakan oleh abu hasan al asy'ari rahimahullah beliau mengatakan: "dan di perintahkannya abu bakar ra. untuk menjadi imam shalat, adalah hal yang sudah pasti di ketahui di dalam agama islam (amrun makluumun bi ddarurah min dinil islam), karena seluruh sahabat mengetahui hal ini, dan mereka menerima abu bakar menjadi imam buat mereka, dan hal ini sudah menjadi suatu hal yang mutawaatir dari mereka, kemudian al asy'ari rahimahullah mengatakan:
"dan di ajukannya abu bakar ra. sebagai imam, adalah dalil bahwasanya beliau adalah sahabat yang paling tinggi ilmunya, dan aqra'uhum (pandai dan bagus bacaan al qur'annya), sesuai dengan hadits yang di sepakati di antara ulama mengenai ke shahihannya, yaitu sebagai berikut:
"yang menjdi imam suatu kaum adalah yang paling pandai dari mereka dalam membaca al qur'an, jika mereka dalam membaca al qur'an derajatnya sama, maka yang paling paham dari mereka mengenai sunnah, jika mereka dalam masalah sunnahpun pemahamannya sama, maka yang paling dulu berhijrah, jika mereka dalam berhijrah bersamaan maka yang paling duluan masuk islam dari mereka.
hal ini adalah lafadz imam musllim dari abi mas'ud al anshari ra. dalam riwayat yang lain, diterangkan :
"yang paling tua umurnya di antara mereka sebagai pengganti (dari kalimat) yang paling dulu masuk islam di antara mereka".
ibn katsier memberikan komentar terhadap perkataan abu hasan al asy'ari dengan mengatakan: "ini adalah perkataan al asy'ari rahimahullah sepantasnya di tulis dengan tinta emas, kemudian sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut keseluruhannya terkumpul di dalam diri abu bakar ra..
di sana terdapat beberapa komentar dari sebagian sahabat, begitupun ulama mengenai pengangkatan abu bakar ra. sebagai khalifah, yaitu diantaranya sebagai berikut:
komentar abdullah bin mas'ud ra. , tapi sebelum kita menyebutkan pendapatnya mengenai hal tersebut, kami akan menyajikan sabda rasulullah saw. tentang dia yaitu sebuah hadits yang di riwayatkan oleh imam tirmidzi dan di hasankan olehnya, begitupun di riwayatkan oleh imam ahmad dan di shahihkan oleh imam al baani dari hudzaifah ra. ia berkata: kami duduk bersama dengan rasulullah saw. lalu beliau saw. bersabda:
"sesungguhnya saya tidak mengetahui berapa besar tangisku terhadap kalian, maka ikutilah orang-orang setelahku (dan beliau berisyarat kepada abu bakar ra. dan umar ra.) dan berpetunjuklah dengan petunjuk 'ammar, dan apa yang di ceritakan oleh ibn mas'ud kepada kalian maka percayailah (benarkanlah)".
apa yang di katakan oleh ibn mas'ud ra.?, beliau mengatakan sesuai yang telah di riwayatkan oleh al haakim dan telah di shahihkannya, sebagai berikut:
"apa yang dianggap oleh orang-orang muslim itu hal yang baik maka hal tersebut di sisi allah swt. akan baik, dan apa yang di anggap oleh orang-orang muslim sebagai hal yang buruk, maka hal tersebut di sisi allah swt. juga buruk. seluruh sahabat telah sepakat untuk mengangkat abi bakar sebagai khalifah.
artinya ibn mas'ud ra. memberikan kesimpulan bahwasanya hal ini (pengangkatan abu bakar ra. sebagai khalifah) bukan hanya baik di sisi orang-orang muslim, akan tetapi juga baik di sisi allah swt.