Under category | bagaimana cara kita mendidik anak-anak kita? | |||
Creation date | 2010-02-16 03:09:44 | |||
Article translated to
|
العربية English Español Русский | |||
Hits | 8222 | |||
kirim halaman ini ke teman anda
|
العربية English Español Русский | |||
Share Compaign |
pendidikan dengan kebiasaan
pembahasan pertamayaitu dasar, dalilatau ushul pendidikan dengan kebiasaan(pembiasaan).
dalil pendidikan dengan kebiasaan(pembiasaan)ialah sabda rasulullah saw. yang berbunyi tentang hal pelaksanaan shalat, karena pengulangan yang berlangsung selama tiga tahun adalah memadai untuk menanamkan ibadah sehingga dapat tertanam di dalam jiwa dengan kokoh, demikian juga petunjuk ibn mas’ud ra. ketika beliau mengatakan:
“biasakanlah mereka untuk melakukan kebaikan, karena kebaikan adalah kebiasaan”.[1]
berdasarkan dengan hal ini maka pendidikankebiasaan adalah bukan hanya untuk syiar-syiar ibadah saja, akan tetapi meliputi seluruh aspek adab atau seluruh model etika-etika yang mulia.[2]
cara mendidik dengan kebiasaan (pembiasaan).
sebaiknya pembiasaan atau kebiasaan untuk melakukan hal yang baik terhadap anak di mulai di masa ia masih balita, anak yang umurnya masih enam bulan akan bersorak dengan pengulangan perbuatan yang menggembirakan orang –orang yang berada di sekitarnya, dan pengulangan ini akan menciptakan kebiasaan, serta akan senantiasa pengulangan ini sampai pada umur bulan ke tujuh[3]
pada hari pertama seorang bayi akan merakasan bahwa ia sedang di gendong, oleh karena itu jika ia selalu di gendong akan menjadi kebiasaannya, demikianpula jika seorang ibu selalu menggendong anaknya jika menangis hal tersebut akan menjadi kebiasaan, demikian juga ibu jangan membangunkan anaknya untuk menyusu karena hal tersebut akan mengganggu tidurnya dan hal tersebut akan menjadi kebiasaannya untuk meminta makan dan bangun sekalipun ia tidak terlalu lapar, dan terkadang hal ini akan menjadi kebiasaannya sampai ia dewasa dan susah untuknnya untuk meninggalkannya.
diantara hal keliru yang terkadang di lakukan oleh pembina atau orangtua ialah mereka heran bahkan tertawa jika anak mereka mengucapkan kata-kata yang di haramkan, sehingga hal tersebut akan menjadi kebiasaan anak tanpa mereka sadari.
pentingnya pendidikan kebiasaan atau pembiasaan di dasari bahwasanya akhlak yang mulia dalam arti yang luas akan tercapai dengan dua aspek, sebagai berikut:
pertama: watak, tabi’at, atau karakter.
kedua:kebiasaan dan kesungguhan.
ketika seorang anak di biasakan untuk perhatian terhadap agama dan berakhlak mulia maka hal ini akan menjadi kebiasaannya dan akan tertanam di dalam jiwanya.[4]
agar anak terbiasa untuk melakukan ibadah-ibadah dan akhlak yang baik, maka seorang pembina atau orangtua harus berusaha dengan sekuat tenaga agar hal tersebut dapat menjadi kebiasaan untuk anak, serta melatihnya dengan anjuran, ancaman, teladan perhatian dan lain-lain sebagainya dari sarana-sarana pendidikan.[5]
wallahu a’lam bi shshawaab.
--------------------------------------------------------------------------------
[1]lihat manhaj tarbiyah an nabawiyah oleh muhammad nur suwaid, hal: 354.
[2]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal: 381.
[3]lihat al musykilaatu as suluukiyah oleh nabih al ghibrah, hal: 20.
[4]lihat ihyaa ‘uluumu ddin oleh imam al ghazaali, hal: 3/58-59.
[5]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal: 381.