Under category | bagaimana cara kita mendidik anak-anak kita? | |||
Creation date | 2010-01-05 03:42:08 | |||
Article translated to
|
العربية English Español Русский | |||
Hits | 12018 | |||
kirim halaman ini ke teman anda
|
العربية English Español Русский | |||
Share Compaign |
peranan mesjid dan sekolah dalam pendidikan
mesjid dan sekolah mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan jika diantara keduanya saling di fungsikan dengan sebaik-baiknya dan selama tidak terdapat pertentangan pada keduanya, di sana terdapat beberapa sarana-sarana yang sangat urgen dan perlu di perhatikan untuk membantu tercapainya peran mesjid dalam mendidik, diantaranya:
1.seorang pembina atau orangtua harus mendidik anak-anakmerekaagar senang dengan mesjid dan mengagungkannya [1], jika adzan telah berkumandang maka pembina atau orangtua diam untuk mendengarkan adzan serta mengucapkan adzan seperti yang di kumandangkan oleh orang yang adzan kecuali pada kalimat (hayya ‘ala shshalah dan hayya ‘alal falah) maka orang yang mendengarkan adzan menjawabnya dengan ucapan laa hawula walaa quwwata illa billah kemudian orang tua memerintahkan anak-anaknya untuk melakukan hal yang sama yang ia telah lakukan, sehingga dengan hal tersebut maka anak-anak akan senantiasa memperhatikan untuk melakukan hal itu, kemudianmereka akan bersegera melakukan shalat dengan melihat keluarganya melakukan shalat, sehingga adzan berfungsi sebagai pengingat waktu shalat fardhu di hati anak-anak.
kemudian usaha yang lain untuk memperkenalkan anak-anak dengan mesjid ialah sebaiknya ibu memperlihatkan atau menggambarkan bentuk mesjid atau membawanya ikut bersama ke mesjid serta memberitahunya bahwa jika ia sudah dewasa nantinya agar pergi ke mesjid untuk shalat, dan tugas seorang ayah ialah menjelaskan kepada anak-anaknya mengenai kemuliaan mesjid dan pahala orang yang shalat di dalamnya dan memuji orang-orang yang senantiasa menjaga shalat fardhu secara berjamaah di mesjid (bagi kaum laki-laki) baik dari golongan keluarga, tetangga atau orang-orang yang di kenal[2].
1.jika anak menyenangi hal tersebut maka orangtua harus menemaninya setelah ia mengajarkan anak-anakanya etika atau adab membuang hajat[3], dan seorang ayah atau ibu harus memberikan nasihat kepada anak-anaknya jika menginginkan sesuatu.
1.kedua orangtua harus memerintahkan anak-anaknya untuk melakukan shalat jika sudah mumayyiz (sudah bisa membedakan yang baik dan yang benar sekitar umur 7 tahun), kemudian pembina atau orangtua memerintahkan anak-anaknya (yang laki-laki) untuk melaksanakan shalat secara berjamaah di mesjid, dan memerintahkannya untuk memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan syarat sah suatu shalat seperti bersuci atau berwudhu, menutup aurat , tenang atau thuma’ninah dan lain-lain sebagainya yang berkaitan dengan syarat sah suatu shalat[4].
1. hendaknya anak-anak di perlakukan dengan baik oleh keluarganya, imam mesjid,muadzzin dan orang-orang yang datang shalat berjamaah ke mesjid, jika mereka melihat gerakan-gerakan yang di lakukan oleh anak-anak tersebut yang tidak di sukai oleh mereka maka sebaiknya mereka menasihatinya dengan lemah lembut, sebagaimana juga mereka harus tetap bersikap ramah terhadap mereka dengan wajah yang selalu tersenyum[5], memujinya, menanyakannya, mengucapkan salam untuknya dan memberinya hadiah, jika anak-anak datang terlebih dahulu ke mesjid maka tidak sepantasnya di mundurkan dari tempatnya sekalipun jika mereka berada di barisan paling depan, karena di dalam hal tersebut terdapat beberapa faidah yaitu diantaranya: jika mereka di kembalikan kebelakang dan bergabung dengan anak-anak sebayanya maka mereka akan bermain-main bahkan mungkin akan membuat kegaduhan sehingga akan membuat terusik orang-orang yang shalat di samping mereka[6], kemudian mereka akan belajar mengenai sunnah –sunnah syar’iah dengan shalat di samping orang yang sudah dewasa, serta mereka akan merasa berarti dan terhormat karena di tempatkan di tengah-tengah orang-orang dewasa.
1.membuat majlis tafdizul qur’an di mesjid agar lebih memperkuat hubungan mereka dengan mesjid dan dengan orang-orang yang berada di tempat tersebut supaya mereka dapat berteman dengan orang-orang yang sholeh, memfungsikan waktu setelah shalat ashar yang biasa di gunakan oleh anak-anak untuk menyia-nyiakan waktunya dengan bermain atau menonton tv.
1.seyogyanya orangtua membawa anak-anaknya untuk menghadiri pengajian-pengajian yang di adakan di mesjid.
peran sekolah dalam pendidikan
adapun sekolah sekarang mempunyai peranan yang lebih besar dari mesjid, sekolah adalah merupakan yayasan pendidikan kedua, karena sekolah memberikan pendidikan kepada anak-anak dengan waktu yang panjang dan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mempunyai teman.
pentingnya sebuah sekolah terangkum dalam tiga hal, sebagai berikut:
1.pembangunan masyarakat.
setiap murid di sekolah kedudukannya sama dan tidak ada yang membedakan diantara mereka kecuali prestesai belajar yang mereka raih, atau yang membedakan mereka adalah akhlaknya [7]oleh karena itu kita biasanya menemukan seorang anak yang tidak terlalu akrab dengan anggota keluarganya menjadi sangat senang dengan masuk ke sekolah dan menjadi kesempatan buatnya untuk meraih prestasi karena ia mendapatkan pribadi-pribadi yang di sukai yang ia tidak dapatkan di dalam keluarganya, kemudian ia akan berinteraksi dengan pribadi yang berbeda-beda sehingga ia dapat belajar untuk berinteraksi dengan orang lain dengan saling menghormati dan menjaga kebaikan secara bersama, hal ini adalah merupakan pelajaran mengenai kedisiplinan yang ia pelajari melalui bermainsecara bersama-sama dan kegiatan-kegiatan sekolah, dengan interaksi tersebut mereka akan menemukan pribadi-pribadi yang bisa di jadikan sebagai pemimpin yang teladan yang dapat memikul tanggung jawab.
1.pembangunan akhlak.
sekolah sangat berperan untuk membangun akhlak anak-anak, jika seorang pendidik memilih sekolah yang di dalamnya terdapat guru-guru yang bertakwa dan terpercaya yang senantiasa berpegang teguh dengan syariat[8], lebih dari hal tersebut mereka akan berteman dengan kawan-kawan yang sholeh.
nasihat yang di berikan oleh guru-guru yang terdapat di sekolah seyogyanya harus di dukung oleh nasihat yang di berikan oleh para orangtua jika orangtua mengetahui bahwa adat atau nasihat yang di tanamnkan di sekolah adalah baik dan tidak berlawanan dengan syariat, adapun jika kebiasaan atau adat-adat tersebut adalah buruk (yang di dapatkan di sekolah) maka orangtua harus menghubungi pihak sekolah kemudian berusaha menjelaskan kepada anaknya bahwa setiap manusia bisa saja keliru, dan menasihatinya agar menjauhi adat atau kebiasaan-kebiasaan yang jelek tersebut, demikianpula orangtua harus menanyakan akhlak anak-anaknya di sekolah.
1.persiapan karier.
yang kami maksudkan dengan karier di sini ialah bukan hanya melengkapianak-anak dengan keterampilan atau pekerjaan yang dapat berguna buat dirinya dan umat, akan tetapi yang kami maksudkan di sini lebih luas dari hal tersebut karena meliputi pemberian persiapan terhadap wanita untuk menjadi isteri yang sholehah dan sebagai ibu buat anak-anaknya nanti.
demikianpula meliputi persiapan seorang laki-laki untuk menjadi orang yang baik di tengah-tengah masyarakat, menjadi ayah yang bertanggung jawab dan mempunyai pekerjaan yang terhormat dan mulia, karena yang sering terlupakan ialah upaya untuk mempersiapkan seorang perempuan untuk menuju kehidupan suami isteri dan sebagai ibu,pada umumnya setiap negara menyamakan atau menyatukan cara atau tekhnik pengajaran terhadap laki-laki dan perempuan, oleh karena itu harus ada upaya bagi murid-murid perempuan untuk di beri pelajaran mengenai bagaimana cara untuk mengatur rumah tangga begitupun tekhnik mendidik anak-anak[9]juga di tambahkan dengan pelajaran mengenai hak-hak untuk suami, etika berinteraksi dan cara-cara berhias, serta cara-cara merawat rumah dan pelajaran-pelajaran lain yang di perlukan oleh perempuan.
agar sekolah dapat menjalankan perannya dengan baik maka orangtua harus membiasakan anaknya untuk menghormati sekolah dan guru-gurunya kecuali jika guru-guru tersebut adalah orang-orang yang kafir, pembuat bid’ah dan yang fasik.[10]
wallahu a’lam bi shawaab
--------------------------------------------------------------------------------
[1]lihat: tarbiyah al islamiyah oleh sulaiman al huqail, hal: 149.
[2]lihat al masaajid wa dauraha at tarbawi oleh sholeh as sadlan hal: 76.
[3]lihat al masaajid wa dauraha at tarbawi oleh sholeh as sadlan hal: 76.
[4]dengarkan kaset yang berjudul manhaj as salaf fi tarbiyatil al ‘aulaad oleh syekh muhammad bin sholeh al utsaimin.
[5]lihat manhaj tarbiyah an nabawiyah oleh muhammad nur suwaid, hal: 134.
[6]dengarkan kaset yang berjudul manhaj as salaf fi tarbiyatil al ‘aulaad oleh syekh muhammad bin sholeh al utsaimin.
[7]lihat kaifa nurabbi thiflaan oleh muhammad ziyaad hamdan, hal: 56.
[8]lihat nashiihatul muluuk oleh al mawardhi hal 175, di ambil dari buku yang berjudul manhaj tarbiyah an nabawiyah oleh muhammad nur suwaid, hal: 255.
[9]lihat tarbiyatul banaat oleh khalid as syantuut, hal 54, dan kitab yang berjudul kaifa nurabbi athfaalunaa oleh mahmud al istanbuuli hal: 135-138.
[10]lihat daurah al bait fi tarbiyatil at thiflatul muslim oleh khalid as syantuut hal: 102-103.