Under category | bagaimana cara kita mendidik anak-anak kita? | |||
Creation date | 2010-01-02 11:35:17 | |||
Article translated to
|
العربية English Español Русский | |||
Hits | 20952 | |||
kirim halaman ini ke teman anda
|
العربية English Español Русский | |||
Share Compaign |
pendidikandalam pandangan dan pemahaman islam
pemahaman pendidikan dalam islam
pendidikan dalam pengertian bahasa (lughawy) adalah berasal dari kata kerja: rababa, dan kata rabb adalah sebutan bagi tuan, raja atau yang di patuhi dan perbaikan [1]dan kata tarbiyah: pendidikan terambil dari arti yang ketiga yaitu: perbaikan.
defenisi tarbiyah (pendidikan) menurut ishtilah adalah: membina atau menciptakan insan muslim yang berakhlak baik dan sempurna dari segala aspek yang berbeda-beda, baik dari aspek kesehatan, akal, akidah, ruh keyakinan dan manajemen.[2]
makna yang sebenarnya dari pendidikan atau tarbiyah ialah menyerupai cara kerja seorang petani yang berusaha menghilangkan duri dan mengeluarkan tumbuhan-tumbuhan liar yang terdapat di antara tanaman-tanamannya agar tanaman tersebut bisa tumbuh dengan sempurna dan memberikan hasil yang baik.[3]
peranan pendidikan dalam islam
terdapat banyak ayat-ayat dan hadits-hadits yang menerangkan mengenai kemuliaan pendidikan terhadap anak, diantaranya firman allah swt. yang artinya sebagai berikut:
“wahai sekalian orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, yang kayu bakarnya terbuat dari manusia dan batu, di dalamnya terdapat malaikat yang sangat keras dan bengis mereka tidak mendurhakai allah swt. terhadap apa yang telah di perintahkan kepada mereka dan mereka melakukan apa yang telah di perintahkan kepadanya”.[4]
imam qatadah rahimahullah mengatakan: mereka taat kepada allah swt. dan tidak berbuat maksiat kepada allah swt. mereka melaksanakan perintah dan mereka memerintahkannya kemudian mereka menjauhi larangan-nya.[5]
dari ibn umar ra. ia mengatakan: saya telah mendengar rasulullah saw. bersabda:
“setiap dari kalian adalah pemimpin dan kalian akan di tanyai mengenai tanggung jawab kalian masing-masing terhadap apa yang di pimpinnya, seorang imam adalah pemimpin dan akan di tanyai tentang kepemimpinannya dan seorang isteri adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia akan di tanyai tentang kepemimpinannya....”.[6], [7].
dalam hadits lain rasulullah saw. bersabda:
“tidak seorangpun hamba yang di berikan oleh allah swt. tanggung jawab sebagai pemimpin kemudian ia tidak menasihatinya atau menjaganya maka ia tidak akan mendapati bau surga”.[8],[9].
ibn umar ra. mengatakan: “didiklah anak anda karena anda bertanggung jawab mengenai pendidikannya, didikan apa yang anda telah berikan untuknya? ajaran apa yang anda telah berikan untuknya? ...[10].
rasulullah saw. telah mengabarkan bahwa pendidikan lebih baik dari bersedekah, beliau saw. bersabda:
“seorang yang mendidik anaknya (dengan didikan yang baik) lebih baik dari bersedekah satu sak”. [11],[12]
rasulullah saw. juga telah memberikan penjelasan bahwa mendidik dan membina anak dengan akhlak yang baik atau akhlaqulkarimah adalah lebih baik dan lebih mulia dari segala bentuk pemberian, rasulullah saw. bersabda:
“tidak ada pemberian orang tua terhadap anaknya yang lebih mulia dari (mendidiknya) supaya berakhlak mulia”.[13]
adapun membina dan mendidik anak perempuan adalah merupakan pelindung dari api neraka, sebuah hadits yang di riwayatkan oleh jabir bin abdullah ra. ia berkata: rasulullah saw. bersabda: “barangsiapa yang di karuniai dengan tiga anak perempuan kemudian ia mendidiknya, merawatnya, dan mengasihinya, maka ia akan mendapatkan imbalan surga, kemudian seorang laki-laki dari suatu kaum berkata: (bagaimana) jika cuma dua wahai rasulullah saw.? rasulullah saw. menjawab: iya dua (juga termasuk).[14],[15]
--------------------------------------------------------------------------------
[1]perhatikan kitab lisaanul arab oleh ibn mandzuur: 400/1, 401 kata (rababa), kamus al muhieth oleh al fairuz abaadi halaman: 111.
[2]target-target pendidikan islam dan tujuannya(ahdaaf tarbiyah al islaamiyah wa ghaayatuhaa) oleh al miqdad yaalijn hal: 20.
[3]risaalahtu ayyuhaa al waladoleh al ghazaali halaman: 34.
[4]qs. surah at tahrim: 6.
[5]tafsir ibn katsir: 4/391.
[6]kitab shahih bukhari kitab tentang jum’at (853), shahih muslim al imaarah (1829), tirmidzi kitab jihad (1705), abu daud al kharraaj, al imaarah, dan al fai’, ahmad (2/121).
[7]di keluarkan oleh imam bukhari di dalam kitab tentang jum’at, bab tentang shalat jum’at di kampung dan kota, no hadits: 855, 6/14, dan di keluarkan oleh imam ahmad di dalam kitab al musnad: 2/5, 54,55.
[8]al bukhari al ahkaam (6731), muslim al imaan (142), ahmad (5/27), ad daraaami ar raqaaq (2796).
[9]di riwayatkan oleh imam bukhari di dalam kitab al ahkaam bab tentang orang yang di berikan tanggung jawab untuk memimpin sesuatu dan tidak menasihatinya atau menjaganya, no hadits (6716) 199/24, dan muslim di kitab shahihnya pada kitab al imaarah bab tentang kemuliaan pemimpin yang baik, dan hukuman buat pemimpin yang jahat dan anjuran untuk bersikap ramah: 214/12, dan di riwayatkan oleh imam ahmad di dalam musnadnya: 2/15.
[10]tuhfatul maudud bi ahkaamil mauluud oleh ibn al qayyuum, halaman: 177.
[11]imam tirmidzi al birru wa shshilah (1951), ahmad (5/96).
[12]di keluarkan oleh imam ahmad di musnadnya (96/5), tirmidzi kitab al birru wa shshilah (337/4), dan al haakim di mustadrak (263/4) dan tabrani (274/2).
[13]di riwayatkan oleh imam tirmizi di dalam kitab sunannya pada kitab al birru wa shshilah: 337/4-338).
[14]tirmidzi al birru wa shshilah (1916), abu daud al adab (5147).
[15]di riwayatkan oleh imam muslim pada kitab al birru wa shshilahwal adab, pada bab mengenai keutamaan berbuat baik terhadap anak-anak perempuan no hadits: 2629.