عربي English עברית Deutsch Italiano 中文 Español Français Русский Indonesia Português Nederlands हिन्दी 日本の
Knowing Allah
  
  

Under category Perintah dan larangan Rasulullah saw.
Creation date 2007-11-02 14:22:45
Article translated to
العربية    עברית   
Hits 12535
kirim halaman ini ke teman anda
العربية    עברית   
kirim halaman ini ke teman anda Print Download article Word format Share Compaign Bookmark and Share

   

larangan rasulullah saw. melakukan hal-hal yang berbentuk kemusyrikan

      allah swt. mengutus rasul kita yang mulia muhammad saw. setelah kemusyrikan merata di masyarakat, dan telah berakar dan telah lenyap dakwah nabi ibrahim as., maka beliau saw. menampakkan pengingkarannya terhadap bentuk-bentuk kemusyrikan seperti menyembah berhala dan patung, begitupun dengan bentuk-bentuk penyimpangan jahiliyah yang lain, kemudian kaumnya membenci dan mengadakan permusuhan dengan beliau saw. beserta kaum yang telah beriman kepadanya , mereka mengatakan dengan sombong dan mengingkari apa yang di serukan kepada mereka:

"apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu tuhan yang satu saja? sungguh, ini benar-benar sesuatu yang sangat mengherankan".[1]

      maka bentuk pengingkaran rasulullah saw. terhadap bentuk-bentuk kemusyrikan yang di lakukan oleh orang musyrik ialah tawaf mereka mengelilingi patung-patung, dan mereka bertawassul (meminta pertolongan kepada patung-patung tersebut), maka rasulullah saw. senantiasa mendakwahi mereka dengan ramah dan lemah lembut dengan menjelaskan bahaya dari perbuatan mereka, beliau saw. mengatakan: "kecelakaan bagi kalian, kecelakaan bagi kalian", rasulullah saw. khawatir mereka mendapatkan azab allah swt. atau kebencian-nya di karenakan perbuatan mereka yaitu tawaf mengelilingi patung-patung.

      dari ibn abbas radhiyallahu'anhu  ia berkata: "orang-orang musyrik mengatakan: "kami memenuhi panggilanmu, tidak ada sekutu bagimu". maka rasulullah saw. bersabda : "kecelakaan bagi kalian cukuplah kalian mengatakan perkataan tersebut dan jangan kalian menambahnya dengan mengatakan: " [2] "kecuali sekutu adalah untukmu, kamu memilikinya dan apa yang kamu kuasai"., mereka mengatakan perkataan ini  ketika mereka sedang bertawaf di baitullah".[3]

      di dalam kitab mur'aathul mafaatih syarh misykaatu mashaabih al mubaarak fuuri rahimahullah mengatakan: "di dalamnya terdapat penjelasan bahwasanya barangsiapa yang melihat kemungkaran dan tidak mampu untuk merubahnya dengan tangan maka rubahlah dengan perkataan, karena kalimat (qad-qad artinya: cukuplah kalian mengatakan hal tersebut yaitu "kami memenuhi panggilanmu dan tidak ada sekutu bagimu" dan jangan menambahnya dengan mengatakan : "kecuali sekutu adalah untuk-mu, engkau memilikinya dan apa yang kamu kuasai". perkataan rasulullah saw. ini adalah pengingkaran (karena pada waktu itu beliau saw. belum mampu merubah kemungkaran tersebut dengan tangannya)".[4]

      kejadian ini bukan satu-satunya kejadian yang di hadapi rasulullah saw. di dalam kehidupannya, sementara perbuatan yang mereka lakukan sangat berbahaya, karena hal tersebut adalah termasuk dari praktek-praktek kemusyrikan, bahkan hal ini berlangsung terhadap orang-orang yang baru masuk islam dari golongan sahabat , maka rasulullahpun kembali menasihati mereka dengan cara yang ramah dan lembut, dan menjelaskan kepada mereka bahwa betapa besar dosa dari perbuatan mereka dengan memberikan gambaran terhadap mereka, sebagaimana yang terdapat dalam sunan tirmidzi dari abi waaqid al laitsi radhiyallahu'anhu ia berkata: "kami keluar bersama rasulullah saw. ke hunain sementara kami baru masuk islam, mereka masuk islam di hari fathu makkah, ia berkata: lalu kami melewati sebuah pohon, maka kami mengatakan wahai rasulullah buatkanlah kami dzaatu an waath (sebuah pohon besar yang rindang dan mempunyai cabang atau ranting yang banyak dan orang-orang kafir menggantungkan senjatanya di pohon tersebut), orang-orang kafir mempunyai sidrah (sejenis pohon) yang mereka berdiam di sekitarnya, dan mereka menggantung senjata mereka di tempat tersebut dan mereka menyebutnya dzaatu 'anwaath, ketika kami telah selesai menyampaikan hal tersebut kepada rasulullah saw. maka beliau bersabda: "allah maha besar, demi yang jiwaku berada di genggaman-nya kalian telah mengatakan sebagaimana yang telah di katakan oleh bani israil terhadap musa as.: buatkanlah kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan". beliau bersabda: sesungguhnya kalian adalah kaum yang bodoh, yang mau mengikuti cara-cara orang-orang sebelum kalian (yang sesat)".[5]  di keluarkan oleh tirmidzi dan abi 'aashim dan lafadz ini darinya.

      alangkah agung dan indahnya perkataan rasulullah saw.  dan ramah terhadap orang  yang memujinya, dan di katakan di dalamnya "maka ia benar" hanya saja rasulullah saw. tidak mengejutkannya dengan membalas pujiannya dan tidak melempari mukanya dengan tanah serta tidak berlaku kasar terhadapnya, akan tetapi beliau saw. berkata kepada mereka:

"katakanlah dengan perkataan kalian, atau dengan sebagian perkataan kalian".

     

sebagaimana yang terdapat dala musnad ahmad bin hanbal rahimahullah dari abdullah bin syakhir ia mengatakan: aku berangkat dengan utusan bani 'aamir ke rasulullah saw. maka kami mengatakan: anda adalah sayyid (tuan)  kami, maka beliau saw. bersabda: "yang tuan adalah allah swt.". kami mengatakan: yang terbaik bagi kami dan yang teragung keadaannya, maka beliau saw. bersabda: "katakanlah dengan perkataan kalian (istilah kalian sehari-hari), atau dengan sebagian perkataan kalian, agar setan tidak memperdaya kalian".[6]

 

                                                                                                                                    



[1]  surah shaad: 5.

[2] kalimat (wailakum qad-qad) imam an nawawi rahimahullah mengatakan di dalam syarh shahih muslim (8/90) dan telah di kutip dari al qaadi 'iyaadh bahwasanya beliau berkata: di riwayatkan dengan di sukun huruf "dal"nya dan di kasra 8/90 dengan di tanwin, artinya: cukuplah kalian dengan hal ini dengan perkataan ini لبيك لا شريك لك  dan jangan menambahnya".

   

[3] di keluarkan oleh imam muslim di dalam kitab shahihnya pada kitab tentang haji (2/843/1185) dan al baihaqi di sunan al kubra' (5/45-46).

 

[4]  mura'aatul mafaatif (6/368).

[5]  sunan tirmidzi (4/475/2180) dan beliau mengatakan hadits ini adalah hadits "hasan shahih".

[6] di keluarkan oleh imam ahmad di kitab al musnad (4/24, 125) dan abu daud di dalam kitab sunannya pada kitab mengenai adab (5/154-155/4806).




                      Next article




Bookmark and Share


أضف تعليق