عربي English עברית Deutsch Italiano 中文 Español Français Русский Indonesia Português Nederlands हिन्दी 日本の
Knowing Allah
  
  

   

bersegera untuk menentramkan imannya

keseriusan, kesegeraan dan tekad beliau radhiyallahu'anhu yang kuat untuk menentramkan iman dan akidahnya, hal ini membuat takjub orang banyak. kita akan memahami bahwa kesegeraan abu bakara radhiyallahu anhu untuk memeluk islam merupakan suatu hal yang layak untuk diperbincangkan. pada umumnya orang sudah mengetahui bahwa sejak beliau masuk islam beliau adalah seorang sahabat yang mempunyai derajat keimanan paling tinggi dan paling kuat setelah rasul saw., akan tetapi bagaimana mungkin beliau radhiyallahu'anhu bersegera untuk menentramkan keimanannya dan akidahnya, apakah mungkin ada orang yang meragukan derajat keimanan dan akidah beliau, simaklah kisah yang menakjubkan ini:

di riwayatkan oleh imam muslim dari abi rab'i handzalah bin rabi' al asiidy, beliau adalah salah seorang juru tulis rasulullah saw. ia berkata:

"abu bakar radhiyallhau'anhu menemui saya, kemudian bertanya: bagaimana kabarmu wahai handzalah?

abu bakar radhiyallahu'anhu mencoba menenangkan keadaan handzalah dengan sebuah pertanyaan biasa yaitu: bagaimana kabarmu? akan tetapi abu bakar radhiyallahu dikejutkan oleh handzalah dengan jawabannya yang tidak biasa, suatu jawaban yang aneh, ia menjawab:

"handzalah munafik"

handzalah munafik!? sementara handzalah adalah termasuk sahabat yang terkenal di kalangan sahabat-sahabat yang lain, seorang sahabat yang kuat imannya, maka bagaimana mungkin beliau radhiyallahu'anhu mengatakan hal tersebut, yang membuat abu bakar radhiyallahu'anhu kaget, sehingga membuat beliau bersegera mengatakan:

"subhanallah, apa yang kamu katakan?

kemudian handzalah radhiyallahu'anhu mulai menerangkan maksud dari perkataannya yang mengherankan tersebut, beliau berkata:

"ketika kita bersama dengan rasulullah saw. beliau menerangkan kepada kita tentang surga dan neraka seolah-olah kita melihatnya dengan mata kepala kita masing-masing, kemudian ketika kita telah keluar dari majlis rasulullah saw. lalu kita pun disibukkan oleh anak-anak, isteri serta harta. maka kita banyak melupakan hal tersebut (surga dan neraka)".

maksud handzalah radhiyallahu'anhu ialah ketika mereka sedang menghadiri majlis rasulullah saw. maka mereka sangat tersentuh dengan nasihat rasulullah saw. tentang surga dan neraka, sehingga seolah-olah mereka melihat hal tersebut dengan mata kepala mereka masing-masing. dengan keadaan mereka yang seperti ini, tentunya mereka akan bertekad untuk tidak melakukan sesuatu dalam kehidupan mereka kecuali perbuat-perbuatan yang ada kaitannya dengan akhirat saja.

mereka berniat di hati mereka masing-masing, untuk menggunak waktu yang panjang untuk shalat, membaca al qur'an, melakukan shalat malam, berdakwah dan berjihad dan selain dari hal-hal tersebut, dan mereka menjadi sangat zuhud terhadap dunia, akan tetapi subhanallah, jika mereka telah keluar dari majlis rasulullah saw. kemudian mereka kembali mengerjakan hal-hal duniawi secara alami, mereka di sibukkan dengan keluarga mereka masing-masing dan untuk mengurusi harta mereka masing-masing, yaitu mereka bersenda gurau dengan isteri mereka, anak-anak mereka, dan kehidupan yang berbeda-beda, dengan keadaan mereka yang seperti ini maka mereka sering terlupa dengan nasihat-nasihat rasulullah saw. kepada mereka.

perbedaan keadaan mereka ini ketika berada di majlis ilmu dan ketika mereka telah menghadapi kehidupan yang nyata dan alami, handzalah menganggap keadaan tersebut sebagai suatu bentuk kemunafikan.

tidak di ragukan lagi bahwa hal seperti itu, adalah suatu kepekaan yang berlebih-lebihan, dan seharusny abi bakar radhiyallahu'anhu yang sangat kuat imannya menganggap hal tersebut yang di katakan oleh handzalah adalah suatu hal yang enteng, dan menjelaskannya bahwa hal tersebut adalah suatu hal yang biasa, karena suatu hal yang sangat mustahil seseorang senantiasa imannya dalam keadaan yang tinggi sekali tanpa ada penurunan, walaupun hanya sedikit.

pada kenyataannya setiap orang mengetahui bahwa abi bakar radhiyallahu'anhu mempunyai iman yang sangat kuat, yang telah di beritakan bahwa beliau termasuk penghuni surga, dan beliau radhiyallah'u 'anhu senantiasa berada paling depan dalam melakukan hal-hal yang baik, abu bakar radhiyallahu'anhu berbicara kepadanya mengenai iman dengan tenang, akantetapi beliau radhiyallahu'anhu orang yang cepat kaget, maka beliaupun cepat-cepat mengoreksi dirinya, akalnya tidak berhenti untuk tidak mengoreksi dirinya sendiri, dan hatinya tidak merasa tentram dengan kebesaran imannya, beliau radhiyallahu'anhu mengoreksi dirinya dengan jelas, maka hal yang sangat mengagetkan beliau radhiyallahu'anhu mengatakan:

"demi allah, sesungguhnya kami juga merasakan hal yang sama seperti ini".

subhanallah, abu bakar radhiyallahu'anhu yang mempunyai iman yang sangat besar, yang allah swt. berfirman mengenai beliau:

"dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu". (qs. al lail: 17).

dengan kejadian ini, abu bakar radhiyallahu'anhu mendahului handzalah radhiyallahu 'anhu untuk segera pergi ke rasulullah saw. untuk menentramkan imannya, maka beliaupun bersama dengan handzalah radhiyallahu'anhumaa berangkat ke rasulullah saw. untuk menentramkan keimanan mereka, handzalah radhiyallahu'anhu bercerita mengenai hal tersebut:

"maka saya berangkat bersama dengan abu bakar radhiyallahu'anhumaa, sehingga kami masuk ke tempat rasulullah saw. di sini cepat-cepat handzalah mengatakan:

"handzalah munafik ya rasulullah!

maka rasulullah saw. merasa heran, dan beliaupun saw. bertanya: apa itu?

handzalah menjawab:

"wahai rasulullah, jika kami sedang duduk bersama baginda maka kami akan ingat surga dan neraka, seolah-olah kami melihat hal tersebut dengan mata kepala kami masing-masing, dan apabila kami telah keluar dari majlis pertemuanmu maka kami di sibukkan oleh keluarga kami, isteri dan anak-anak kami serta harta, sehingga membuat kami banyak lupa dengan hal tersebut.

di sini seorang dokter yang pandai dan bijaksana dan manusia yang paling agung muhammad saw. akan menjawab, wajahnya berseri-seri dan tersenyum serta dengan suara yang pelan dan lembut, beliau saw. bersabda dengan tenang:

"demi jiwaku yang berada di genggaman-nya, seandainya kalian seperti apa yang aku lakukan, dan senantiasa berdzikir maka malaikat akan senantiasa bersama dengan kalian di tempat tidur kalian dan di jalan-jalan kalian, akan tetapi wahai handzalah, sesaat demi sesaat". beliau saw. mengatakannya tiga kali.

sebagaimana yang di pahami secara yakin, bahwasanya maksud rasulullah saw. dengan sabdanya "sesaat demi sesaat" bukan berarti sesaat melakukan ketaatan dan sesaat melakukan maksiat, sebagaimana yang di pahami oleh orang-orang yang tidak paham akan hal ini mereka mengatakan bahwasanya di sana ada waktu untuk taat kepada allah, dan waktu untuk keluar dari aturan syariat-nya. akan tetapi maksud dari sabda rasulullah saw. ini ialah: ada waktu untuk bersungguh dalam beribadah dan ta'at, dan waktu yang lain untuk mencari dunia dengan cara yang halal, yang manusi juga di tuntut dalam syari'at allah swt. untuk memelihara isteri dan anak atau keluarga, serta mencari sebab-sebab rezeki yang halal, begitupun tidur yang tidak melewatkan waktu shalat, dan selain dari hal tersebut dari hal-hal yang berbeda-beda.

saksi yang sangat lembut dalam kisah ini ialah bahwa abu bakar radhiyallahu'anhu sangat semangat dan serius dalam permasalahan iman, maka beliau radhiyallahu'anhu segera mengaplikasikan slogannya:

"dan aku bersegera kepada-mu. ya tuhanku, agar supaya engkau ridha (kepadaku)".(qs. thaahaa: 84).

 

 

kesegeraannya dalam berdakwah

subhanallah, jika sangat menakjubkan dengan kesegeraan abu bakar radhiyallahu'anhu untuk masuk islam, maka hal yang lebih menakjubkan ialah kesegeraannya untuk mendakwahkan agama allah swt. dan sangat semangat untuk menyebarkannya dan mengumpulkan pendukung untuknya, dan sangat cepat menyampaikan apa yang beliau ketahui dari rasulullah saw. sekalipun masih sedikit ilmunya.

abu bakar radhiyallahu'anhu sangat cepat dan bersegera mendakwahkan agama yang baru ini, sehingga di hari pertama beliau berdakwah telah berhasil mengislamkan beberapa orang laki-laki, yaitu:

usman bin affan

zubair bin awwam

sa'ad bin abi waqqash

thalhah bin ubaidillah

abdurrahman bin auf

kelima orang tersebut adalah orang-orang mulia dan cerdas dalam sejarah islam, mereka datang melalui usaha abu bakar radhiyallahu'anhu, beliau adalah as shiddiq, dan kejadian ini agung, dan membutuhkan penelitian yang serius, karena dengan meneliti keislaman kelima orang tersebut akan semakin menambah rasa takjub:

 

catatan pertama:

dari kelima orang tersebut yang berasal dari bani taim hanya thalhah bin ubaidillah selainnya dari kabilah-kabilah yang lain, usman bin affan dari bani umayyah, zubair bin awwam dari bani asad, sa'ad bin abi waqqash dan abdurrahman bin auf dari bani zahrah, maka di terimanya dakwah abu bakar radhiyallahu'anhu oleh mereka bukan karena faktor kesukuan, akan tetapi, seperti yang telah kita terangkan bahwa mereka mempunyai ikatan pertemanan yang kuat, dan hubungan yang kuat dalam masyarakat sewaktu di makkah sebelum islam, hal ini adalah sebuah pilar dari pilar-pilar berdakwah.

 

catatan kedua:

umur orang-orang ini adalah masih sangat muda, dan jauh dari umur abu bakar radhiyallahu'anhu, zubair bin awwam radhiyallahu'anhu umurnya 15 tahun, akan tetapi abu bakar radhiyallahu'anhu tidak memaksakan dakwah ini kepadanya, dan perjalanan dakwah islam di penuhi dengan banyak rintangan bahkan akan di perangi oleh orang-orang setempat, dengan umurnya yang masih 15 tahun, ini berarti beliau sebaya dengan anak-anak yang duduk di kelas 3 smp atau mts, dan hal ini menandakan bahwa kita harus meninjau kembali cara didikan kita  terhadap anak-anak kita, kebanyakan orang melihat anaknya di kuliah, akan tetapi ia masih saja kecil yang tidak berani memikul tanggung jawab, serta tidak berani mengambil keputusan seorang diri.

thalhah bin ubaidillah radhiyallahu'anhu lebih besar sedikit dari zubair bin awwam radhiyallahu'anhu, demikianpula sa'ad bin abi waqqash radhiyallahu'anhu beliau berumur 17 tahun, begitupun abdurrahman bin auf radhiyallahu'anhu seumuran dengan mereka, dan yang tertua dari mereka ialah usman bin affan radhiyallahu'anhu karena umurnya pada waktu itu sekitar 28 tahun.

oleh karenai itu abu bakar radhiyallahu'anhu sebelum islam mempunyai hubungan yang sangat baik dengan setiap kelompok-kelompok yang ada di makkah dari kabilah yang berbeda, dan dengan umur yang berbeda-beda, kemudian ketika beliau radhiyallahu'anhu bertekad untuk menyampaikan dakwah islam maka beliau menyampaikan dakwah tersebut kepada anak-anak muda yang ada di makkah, dan mereka (yang di dakwahi oleh beliau radhiyallahu'anhu) yang terkenal dengan kesucian mereka, dan bagusnya catatan perjalanan hidup mereka, maka beliau radhiyallahu'anhu sama seperti seorang guru terhadap murid-muridnya, mereka mendengarkannya, mencintainya, maka hal ini baik untuknya dan untuk mereka serta untuk islam dan orang-orang islam secara umum, hal ini merupakan isyarat bagi setiap da'i untuk memberikan perhatian yang besar terhadap pemuda, karena di atas pundak mereka dakwah ini akan berlangsung.

 

catatan yang ketiga:

sesungguhnya setelah beliau mendatangkan kelompok pertama ini, dengan kesungguhannya yang sangat serius dan semangatnya tidak pernah putus, kemudian pada hari berkitutnya beliau segera mencari orang-orang baru selain mereka, sehingga beliau berhasil merekrut abi ubaidah al jarrah radhiyallahu'anhu kepercayaan umat ini, dan dia dari bani harits bin fahr, beliau berumur 27 tahun. beliau juga berhasil mendakwahi usman bin madz'un dari bani jamhi, begitujuga beliau berhasil mendakwahi arqam bin abi al arqam dan abu salamah bin abdul asad ke duanya dari bani makhzuum, sementara bani makhzuum adalah kabilah yang bersengketa mengenai pangkat kemuliaan dengan bani hasyim kaum rasulullah saw. maka bagaimana beliau radhiyallahu'anhu bisa mendakwahi kedua orang tersebut ke dalam agama islam di bawah pimpinan dari bani hasyim?

hal ini sangat menakjubkan, terus terang bahwasanya abu bakar radhiyallahu'anhu hatinya sangat dekat kepada sifat kefanatikan kepada ras di bandingkan dengan mereka, dan yang sepantasnya di ingat bahwa arqam bin al arqam radhiyallahu'anhu.

 

 

 

catatan yang keempat:

terdapat enam orang dari orang-orang yang berhasil di dakwahi oleh abi bakar radhiyallahu'anhu yang di janjikan akan masuk surga, mereka adalah sahabat-sahabat pilihan dan sebaik-baik umat setelah nabi muhammad saw. selain dari merek juga adalah termasuk penghuni surga insya allah karena mereka termasuk orang yang berlomba dan generasi pertama dalam islam, akala tidak akan mungkin mampu mengkhayalkan berapa besar pahala yang akan di raih oleh abi bakar radhiyallahu'anhu dengan usahanya mendakwahi orang-orang tersebut dan orang-orang selain dari mereka, sebagaimana yang di sabdakan oleh rasulullah saw. dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh imam muslim dari abi hurairah radhiyallahu'anhu:

"barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk maka dia akan mendapatkan pahala sama seperti orang yang mengikutinya yang tidak akan mengurangi pahala orang-orang tersebut sedikitpun, dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia juga menanggung dosa seperti dosa orang yang mengikutinya dan tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun.

dalam hadits yang lain yang di riwayatkan oleh imam muslim dari abi mas'ud uqbah bin amru al anshari, rasulullah saw. bersabda: "barangsiapa yang menunjuki kepada suatu kebaikan maka dia mendapatkan pahala sama seperti orang yang melakukannya".

renungkanlah wahai hamba allah! apa yang telah di lakukan oleh para orang-orang agung tersebut yang telah berhasil di dakwahi oleh abu bakar radhiyallahu'anhu, renungkan apa yang telah di lakukan oleh usman, zubair, thalhah, sa'ad, abdurrahman, abi ubaidah, arqam, abi salamah dan usman bin madz'un, kemudian datang setelah mereka orang-orang yang lain seperti bilal bin rabah, amir bin fuhairah, dan selain dari mereka radhiyallahu'anhum, renungkanlah hal tersebut.

dan ketahuilah bahwa pahala mereka semua, begitupun dengan orang-orang yang mereka berhasil dakwahi, akan di rasakan juga oleh abi bakar radhiyallahu'anhu pada waktu amal perbuatan di timbang kelak. agar kita bisa mengetahui bahwa betapa besarnya pahala orang yang mengajak kepada agama allah swt. dan betapa mulianya perbuatan yang allah swt. tugaskan kepada seluruh nabi dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka.

"siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (qs. fushshilat: 33).

renungkanlah hal ini semua, kemudian renungkanlah kesungguhan kita masing-masing terhadap agama ini, abu bakar radhiyallahu'anhu mendatangkan orang-orang seperti mereka, dan meraih pahala seperti pahala mereka, maka pernah kita berhasil mendakwahi seseorang ke jalan allah swt. dan berapa banyak pahala yang terdapat di timbangan kita, suatu pertanyaan yang harus kita jawab sendiri, kita memohon kepada allah swt. agar membenarkan kesalahan-kesalahan kita, dan memperlihatkan kita apa yang terbaik buat agama kita, agama kita, dunia kita dan akhirat kita.

kita kembali ke pahlawan kita abi bakar radhiyallahu'anhu, dan saling bertanya kenapa dakwahnya begitu cepat di terima?

dan kenapa kaumnya sangat mencintainya sampai ke derajat ini?

dengarkanlah perkataan thalhah bin ubaidillah radhiyallahu'anhu, beliau mensifati abu bakar radhiyallahu'anhu, perhatikan sifat ini di ceritakan oleh thalhah bin ubaidillah radhiyallahu'anhu di hari pertama keislamannya, beliau berkata:

"aku mengenal abi bakar radhiyallahu'anhu, beliau adalah orang yang sangat penyayang, lemah lembut dan ramah".

demikianlah sifat abi bakar radhiyallahu'anhu yang di ceritakan oleh thalhah bin ubaidillah radhiyallahu'anhu, beliau adalah seorang yang peramah dan menarik hati, ramah terhadap orang lain, dan orang yang mempunyai kriteria seperti ini pasti di senangi oleh orang banyak, maha benar sabdamu wahai rasulullah saw. :

"seorang mukmin itu adalah peramah, dan tidak ada kebaikan bagi yang tidak peramah".

di riwayatkan oleh imam ahmad rahimahullah dari abi hurairah radhiyallahu'anhu, dan imam bukhari dan muslim rahimahumaa llah meriwayatkan dari aisyah radhiyallahu'anha bahwasanya ia berkata: rasulullah saw.bersabda:

"sesungguhnya allah swt. maha lembut, dan menyukai keramahan dalam segala urusan".

sekarang kita akan lanjutkan tentang sifat abi bakar radhiyallahu'anhu yang di sebutkan oleh thalhah bin ubaidillah radhiyallahu'anhu, sebagai berikut:

abu bakar radhiyallahu'anhu adalah seorang pedagang yang berakhlak lurus.

di sini juga kita akan menarik beberapa kesimpulan mengenai beberapa tanda yang membuat hati pasti akan  tertarik kepada orang yang memiliki hal tersebut. abu bakar radhiyallahu'anhu adalah seorang pedagang, dan mempunyai banyak harta, serta banyak memberi, dan manusia pada umumnya secara alami menyukai untuk duduk bersama dengan orang-orang yang suka memberi, sekalipun mereka tidak mengharapkan harta atau pemberian darinya, sekurang-kurangnya abi bakar radhiyallahu'anhu tidak akan meminta sedikitpun dari mereka.

 sebaliknya pada umumnya secara alami manusia akan menghindar dari orang-orang yang akan meminta dari mereka sesuatu, oleh karena itu, bukan suatu hal yang mengherankan jika orang-orang makkah suka untuk duduk berkumpul bersama dengan abi bak




                      Previous article                       Next article




Bookmark and Share


أضف تعليق