Under category | Pelajaran dan nasihat dari Sejarah Rasulullah saw | |||
Creation date | 2008-01-23 02:06:14 | |||
Article translated to
|
العربية | |||
Hits | 23325 | |||
kirim halaman ini ke teman anda
|
العربية | |||
Share Compaign |
1. fakta-fakta sejarah
pada masa ini ada beberapa kejadian yang terjadi, yaitu:
· paman rasulullah saw. abi thalib meninggal pada tahun ke sepuluh setelah beliau di angkat menjadi seorang rasul, ketika abi thalib masih hidup beliau sangat memperhatikan dan membela keponakannya muhammad saw., dan orang-orang quraisy tidak mampu untuk mencedarakan muhammad saw. ketika abi thalib masih hidup sebagai bentuk penghormatan dan takut kepadanya, maka ketika abi thalib meninggal, orang-orang quraisy semakin keras siksaannya terhadap rasulullah saw., oleh karena itu wafatnya abi thalib adalah faktor yang membuat rasulullah saw. merasakan kesedihan yang sangat mendalam, rasulullah saw. telah berusaha dengan keras untuk membuat pamannya abi thalib untuk mengucapkan kalimat islam (laa ilaaha illa llah= tiada tuhan selain allah) ketika pamannya sedang terbaring sakit di tempat tidur, akan tetapi ia enggang untuk mengucapkannya khawatir akan di cela oleh kaumnya.
· khadijah ra. meninggal pada tahun yang sama dengan tahun meninggalnya abi thalib, khadijah ra. senantiasa menentramkan dan menghibur muhammad saw. setiap kesedihan yang beliau dapat dari gangguan musuh-musuhnya orang quraisy, maka ketika khadijah ra. meninggal beliau sangat sedih, maka tahun ini di mana paman rasulullah saw. abi thalib dan isterinya khadijah ra. meninggal di sebut dengan “tahun kesedihan”.
· ketika semakin bertambah siksaan dan tipu muslihat orang-orang musyrik terhadap muhammad saw. sejak isteri dan pamannya meninggal, maka beliau saw. berangkat ke thaif untuk mencari dukungan yang bisa membantunya dalam berdakwah, akan tetapi yang beliau temukan sebaliknya, beliau saw. di tolak dengan penolakan yang sangat keras, dan mereka menyuruh anak-anak mereka untuk melempari rasulullah saw. batu sehingga kedua kakinya berdarah karna luka, kemudian beliau saw. berlindung di salah satu kebun dari kebun-kebun yang terdapat di thaif, kemudian rasulullah saw. berdo’a kepada allah swt. dengan khusyu’:
(majma’ azzawaaid, jilid 6, hal. 35, perawinya ibn ishak, dia adalah mudallis (istilah ilmu hadits) akan tetapi tsiqah, dan perawi-perawinya yang lain adalah tsiqah).
· rasulullah saw. kembali dari thaif tanpa mendapatkan dukungan satupun terhadap dakwahnya, kecuali “’adaas’ pembantu utbah dan syaibah yang keduanya adalah anak rabi’ah, dia adalah seorang nasrani, dia di suruh oleh ke dua tuannya untuk membawakan buah kurma kepada rasulullah saw. ketika beliau sedang istirahat di dalam kebun, karena utbah dan syaibah melihat rasulullah saw. dalam keadaan letih, yang diserang tsaqif, dan ketika adaas membawakan rasulullah saw. buah kurma, rasulullah saw. mengambilnya sambil mengucapkan: “bismillah”, hal tersebut membuat pandangan adaas sangat serius, karena satupun dari kaum ini tidak ada yang pernah mengucapkan kalimat tersebut, dan setelah terjadi percakapan antara rasulullah saw. dan adaas maka adaaspun masuk islam.
(perawi: abdullah bin ja’far bin abi thalib, hadits daif (lemah), al muhaddits: al baani, sumber: daif al jaami’, hal/no: 1182).
· terjadi mukjizat al isra’ wal mi’raj yang waktunya di perselisihkan oleh para ulama ahli sejarah, yang pasti hal ini terjadi sebelum hijrah yaitu pada tahun ke sepuluh setelah beliau di utus menjadi rasul dan pendapat yang lain setelah beliau berhijrah, yang benar menurut pendapat mayoritas ulama ialah al isra’ dan al mi’raj terjadi pada satu malam dan beliau dalam keadaan terjaga, beliau saw. melakukannya dengan tubuh dan ruhnya, rasulullah saw. melakukan perjalanan dari masjid haram ke mesjid al aqsha’ di palestina, kemudian beliau naik ke langit, dan kembali ke rumahnya di makkah pada malam itu juga, dan beliau saw. mengabarkan orang-orang quraisy tentang mukjizat tersebut, akan tetapi orang-orang quraisy tidak mempercayainya malah beliau mendapatkan celaan dan hinaan dari mereka, yang percaya dengannya hanya abu bakar as shiddiq ra.
· pada malam tersebut di wajibkanlah shalat lima waktu bagi setiap muslim yang balig dan berakal sehat.
· ketika rasulullah saw. melewati para kabilah di musim haji, seperti kebiasaannya pada setiap tahun, beliau saw. mengajak mereka untuk memeluk agama islam dan meninggalkan menyembah patung-patung, ketika beliau saw. berada di ‘aqabah beliau bertemu dengan kaum aus dan khazraj, rasulullah saw. mengajaknya untuk memeluk agama islam dan merekapun masuk islam, jumlah mereka 7 orang, kemudian mereka kembali ke madinah dan menceritakan kepada kaum mereka tentang rasulullah saw., serta agama islam yang mereka percayai sekarang.
· pada tahun berikutnya yaitu tahun ke 12 setelah beliau saw. di utus, pada masa musim haji datang 12 orang dari kaum anshar, mereka berkumpul dengan rasulullah saw. dan membaiatnya, kemudian setelah mereka kembali mush’ab bin umair ra. di utus bersama dengan mereka ke madinah untuk mengajarkan al qur’an orang-orang muslim di sana, dan syariat islam, maka menyebarlah agama islam di madinah dengan penyebaran yang sangat luas.
· di tahun berikutnya pada musim haji datang sekelompok dari kaum anshar menemui rasulullah saw. dengan sembunyi-sembunyi dan mereka berjumlah 70 laki-laki dan 2 perempuan, kemudian mereka membai’at rasulullah saw. dan bersedia menolong agama islam, dan mereka kembali ke madinah setelah di pilih dari mereka 12 orang sebagai pemimpin untuk kaum mereka.
pelajaran-pelajaran dan nasihat dari sejarah yang telah kita terangkan diatas:
· terkadang seorang da’i akan di lindungi oleh salah seorang kerabatnya yang belum tertarik dengan dakwahnya, hal ini akan berfaidah jika da’i tersebut mendapatkan kesulitan.
· isteri yang shalihah yang percaya dengan dakwah yang haq (yang benar) akan memberikan penyegaran terhadap kesedihan-kesedihan dan kesusahan yang di alami seorang da’i, dengan hal ini akan terasa ringan beban kesedihannya, dan akan tetap kokoh di dalam hatinya untuk tetap komitmen dalam menjalankan dakwahnya, maka hal ini akan menjadi faktor keberhasilan suatu dakwah. perilaku khadijah ra. terhadap suaminya rasulullah saw. adalah suatu contoh yang ideal bagi isteri-isteri seorang da’i untuk keberhasian dakwah islam.
· bersedih dengan meninggalnya seorang kerabat yang senantiasa mendukung dakwahnya sekalipun ia belum beriman dengannya, dan meninggalnya seorang isteri yang beriman dan ikhlas, bersedih adalah suatu hal yang alami, oleh karena itu rasulullah saw. bersabda ketika pamannya abu thalib meninggal:
“semoga allah merahmatimu dan mengampunimu, saya akan senantiasa memintakan ampun untukmu sampai allah swt. melarangku”.
(tabaqat al kubra, jilid 1, hal. 124).
kemudian orang-orang muslim mencontohi rasul mereka, dengan memintakan ampunan terhadap keluarga mereka yang mati dalam keadaan musyrik, sampai turun firman allah swt. yang artinya:
“tiadalah sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka jahannam”.
(qs. at taubah: 113).
maka rasulullah saw. berhenti memintakan ampun untuk pamannya abi thalib, dan orang-orang muslimpun berhenti memintakan ampunan untuk keluarga mereka yang mati dalam keadaan musyrik.
oleh karena itu senantiasa rasulullah saw. mengingat kemuliaan khadijah ra., dan memintakan (kepada allah swt.) kasih sayang untuknya, dan berbuat baik dengan keluarganya, sehingga membuat aisyah ra. cemburu dengannya –sementara ia telah meninggal- karena terlalu seringnya ia mendengarkan rasulullah saw. memujinya.
imam al bukhari telah meriwayatkan dari aisyah ra. ia berkata: aku tidak pernah merasa cemburu terhadap isteri-isteri rasulullah seperti rasa cemburu saya terhadap khadijah ra. walaupun saya tidak pernah melihatnya, akan tetapi rasulullah saw. senantiasa memujinya, terkadang beliau saw. menyembelih seekor kambing kemudian memotong sebagian dagingnya dan mengirimnya buat kerabat-kerabat khadijah, maka terkadang aku mengatakan kepadanya seolah-olah di dunia ini tidak ada perempuan selain khadijah ra. maka beliau saw. mengatakan: sesungguhnya khadijah itu begini..dan saya mempunyai anak darinya”.
(shahih bukhari, jilid 3, hal. 1389).
· ketika rasulullah saw. pergi ke thaif setelah beliau saw. terusir dari mekkah, adalah suatu bukti tentang kebulatan tekad dalam diri rasulullah saw. untuk tetap melanjutkan misi dakwah yang di bawanya, dan tidak berputus asa sampai orang-orang menerima dakwahnya, rasulullah saw. mencari tempat yang baru untuk berdakwah setelah mendapatkan rintangan dan penolakan di tempatnya yang pertama, sebagaimana juga orang-orang tsaqif di thaif menyuruh anak-anak mereka untuk melempari rasulullah saw., hal ini adalah suatu bukti bahwa tabi’at suatu kejahatan adalah satu di manapun tempatnya, dia berpegang dengan orang-orang bodoh untuk menyakiti para da’i kebenaran. dan keluarnya darah dari kedua kaki rasulullah saw, sementara beliau saw. adalah seorang nabi yang mulia, hal ini adalah contoh yang ideal bagi para juru da’i kepada jalan allah swt. terhadap penindasan dan siksaan yang ia alami, dan adapun do’a yang di lakukan rasulullah saw. di dalam kebun, hal ini adalah bukti yang kuat tentang kebenaran dakwah rasulullah saw., serta kebulatan tekad beliau saw. untuk tetap konsisten dalam dakwahnya walaupun dalam keadaan susah, beliau saw. tidak mengharapkan apa-apa kecuali ke ridhaan allah swt. semata, beliau saw. tidak mengharapkan kerelaan para pejabat dan orang-orang bangsawan atau pemimpin, juga tidak mengharapkan ke relaan masyarakat, sebagaimana dalam keadaan seperti ini beliau saw. meminta kekuatan dari allah swt. dengan meminta perlindungan kepada-nya, dan meminta pertolongan kepada-nya dengan berdo’a ketika ia mendapatkan hinaan atau siksaan dari orang-orang. di dalam sejarah ini terdapat suatu pelajaran bahwa seorang da’i seharusnya hanya takut dengan kebencian dan kemarahan allah swt., bukan dengan kebencian dan kemarahan selain-nya.
· dalam kejadian mukjizat al isra’ dan mi’raj terdapat banyak rahasia-rahasia dan kita akan menyebutkan tiga hal dari hal tersebut, diantaranya:
1. di dalamnya terdapat ikatan atau hubungan masjid al aqsha dan sekitarnya –palestina- dengan dunia islam, karena kota mekkah setelah rasulullah saw. di angkat menjadi rasul menjadi pusat berkumpulnya dunia islam dengan satu tujuan, oleh karena itu membela palestina sama halnya dengan membela islam itu sendiri, maka semestinya setiap muslim melaksanakan hal tersebut di seluruh penjuru dunia, karena lalai dari membelanya dan membantu kebebasannya, adalah suatu kelalaian pada satu aspek dalam islam.
2. di dalamnya terdapat suatu tanda mengenai kemuliaan seorang muslim.
3. di dalamnya terdapat bahwa bolehnya mendatangi angkasa luar, dan keluar dari kendali daya tarik bumi, rasulullah saw. dalam peristiwa al isra’ dan mi’raj adalah astronout pertama dalam sejarah dunia secara keseluruhan, sesungguhnya mengunjungi angkasa luar dan kembali ke dunia dengan selamat adalah hal yang mungkin, sekalipun hal ini terjadi di masa rasulullah saw. sebagai mukjizat, maka mungkin saja di lakukan oleh manusia dengan ilmu tekhnologi yang canggih dan fikiran.
· di wajibkannya shalat lima waktu di malam al isra’ dan al mi’raj adalah suatu isyarat pada suatu hukum yang karena isyarat tersebut di syari’atkan shalat, maka seolah-olah allah swt. berkata kepada hamba-nya yang mukmin: jika mi’rajnya (naiknya) rasul kalian ke langit dengan jiwa dan raganya adalah suatu mukjizat, maka kalian dalam sehari semalam 5 kali melakukan mi’raj, ruh dan jiwa kalian naik ke saya, naiknya kalian dengan ruh kalian dapat menjauhkan kalian dari sifat hawa nafsu dan syahwat kalian, dengan menyaksikan ke agungan-ku, ke kuasaan-ku dan ke esaan-ku, sehingga kalian berjalan di atas bumi, bukan dengan cara perbudakan, pemakasaan, dan penguasaan, akan tetapi dengan cara yang baik, dan berbudi pekerti yang luhur, dengan cara yang bersih dan terhormat, dengan cara shalat.
· dakwah yang di lakukan rasulullah saw. kepada para kabilah pada musim haji, merupakan dalil bahwasanya seorang da’i tidak sepantasnya mendakwahkan kebaikan hanya kepada orang-orang yang berada di sekitarnya saja atau yang hadir di majlisnya saja, akan tetapi seharusnya ia pergi ke seluruh tempat yang mungkin di tempat tersebut banyak orang yang berkumpul, dan tidak berputus asa untuk mendakwahi mereka walaupun sudah berulang-ulang kali, karena allah swt. telah mempersiapkan orang-orang yang percaya dengan dakwahnya tanpa ia sadari.