Under category | Pelajaran dan nasihat dari Sejarah Rasulullah saw | |||
Creation date | 2008-01-23 02:03:08 | |||
Article translated to
|
العربية | |||
Hits | 19979 | |||
kirim halaman ini ke teman anda
|
العربية | |||
Share Compaign |
1. fakta-fakta
pada periode ini akan kita lihat dengan jelas beberapa fakta-fakta sejarah rasulullah saw. sebagai berikut:
· turunnya wahyu kepada rasulullah saw.: ketika rasulullah saw. telah genap usianya 40 tahun, malaikat jibril as. datang kepada beliau saw. dengan membawa wahyu dari allah swt. pada hari senin pada malam ke 17 di bulan ramadhan. imam bukhari menceritakan kepada kami dalam kitabnya “shahihul bukhari” tentang hal tersebut dengan sanad (istilah ilmu hadits) yang bersambungan dengan isteri rasulullah saw. aisyah ra.tentang bagaimana cara turunnya wahyu kepada beliau saw. aisyah ra. berkata:
“awal munculnya wahyu kepada rasulullah saw. adalah rasulullah saw. mimpi dengan benar , beliau saw. tidak melihat mimpinya kecuali datangnya seperti fajar menyingsing, kemudian rasulullah saw. senang berkhalwat (bersunyi-sunyi) maka beliau saw. bersunyi-sunyi di gua hira dan bertahannus (beribadah) di gua tersebut. beliau saw. beribadah beberapa malam sebelum beliau kembali ke rumah isterinya dan berbekal untuk hal tersebut. kemudian beliau kembali ke khadijah ra. dan berbekal lagi untuk kembali beribadah seperti biasanya, sampai al haq (kebenaran) datang kepadanya di pertengahan beliau beribadah di gua hira, beliau di datangi malaikat dan malaikat itu mengatakan: “bacalah! rasulullah menjawab: saya tidak tahu membaca, beliau mengatakan: maka malaikat tersebut merangkulku dan menutupiku sampai saya mengerahkan seluruh tenaga saya, kemudian ia melepasku , lalu ia mengatakan lagi: bacalah! aku menjawab: saya tidak tahu membaca, lalu ia merangkulku dan menutupiku untuk yang kedua kalinya, sampai saya mengerahkan seluruh tenagaku, kemudian ia melepaskanku , lalu ia mengatakan: bacalah! maka aku menjawab: saya tidak tahu membaca, maka ia merangkulku dan menutupiku untuk yang ketiga kalinya, lalu ia melepaskanku dan mengatakan: “bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah”. kemudian rasulullah saw. kembali dengan kalimat tersebut dengan dada yang bergetar, dan ia masuk kerumah khadijah binti khuwailid ra. (isterinya) sambil beliau berkata: selimutilah aku! selimutilah aku! maka khadijah ra. menyelimutinya sampai rasa khawatirnya hilang, maka beliau berkata kepada khadijah ra. dan mengabarkan berita tersebut, rasulullah saw. bersabda: aku khawatir akan diriku, kemudian khadijah ra. berkata: sekali-kali tidak! demi allah, allah tidak akan menghinakanmu, karena engkau adalah orang yang menyambung silaturrahim, memikul beban, membantu orang yang tidak mampu, menghormati tamu, ta’ayyan a’laa nawaaibil haq, kemudian khadijah ra. berangkat bersama beliau dan mendatangi waraqah bin naufal bin asad bin abdul ‘uzza anak laki-laki paman khadijah dia adalah seorang nasrani di zaman jahiliyah , dia menulis dengan tulisan ibrani maka ia menulis injil dengan bahasa ibrani dia menulis dengan kehendak allah swt., dia adalah seorang kakek yang sudah tua renta dan kedua matanya telah buta, kemudian khadijah berkata kepadanya wahai anak pamanku! dengarkan dari kemanakanmu , lalu waraqah bertanya apa yang kamu lihat wahai kemanakanku ? rasululullah-pun mengabarkannya berita yang ia telah lihat, kemudian waraqah berkata kepadanya: itu adalah malaikat jibril yang telah turun kepada musa, seandainya saya masih muda, dan andai saja saya masih hidup ketika kamu di utus untuk kaummu, maka rasulullah saw. bersabda: apakah saya akan di utus untuk mereka? ia menjawab: iya, tidak satupun dari orang yang tela di datangi seperti yang datang kepadamu kecuali ia mendapati siksaan (dari kaumnya), jika saya mendapati kamu pada hari itu saya akan menolongmu dengan pertolongan yang kuat, kemudian setelah beberapa waktu waraqah wafat, kemudian (dalam beberapa waktu) wahyu tidak turun”.
dalam riwayat ibn hisyam dari ibn ishaq di sebutkan bahwa: jibril as. datang ke rasulullah saw. dengan sebuah tempat yang terbuat dari sutera yang berisikan kitab sementara beliau saw. sedang tidur di dalam gua hira, kemudian ia mengatakan: bacalah! …rasulullah saw. bersabda: kemudian saya membacanya, setelah usai ia pun meninggalkanku, dan saya terbangun dari tidurku, dan seolah-olah telah di tulis sebuah tulisan di dalam hatiku, rasulullah saw. bersabda: kemudian saya keluar dan ketika saya telah berada di atas pertengahan bukit maka saya mendengarkan suara dari langit yang berbunyi: wahai muhammad kau adalah utusan allah, dan saya adalah jibril, rasulullah bersabda: kemudian saya menengadahkan kepalaku ke langit untuk melihatnya, jibril adalah bagaikan seseorang yang bersih kedua kakinya di ujung langit, dia mengatakan: wahai muhammad kamu adalah utusan allah, dan saya adalah jibril, rasulullah saw. mengatakan: kemudian saya diam dan memperhatikannya, saya tidak maju dan juga tidak mundur, kemudian aku mengarahkan wajahku ke ujung-ujung langit aku tidak melihat dari ujung-ujung langit tersebut kecuali seperti itu, maka aku senantiasa berdiri dan dia tidak maju ke depanku dan tidak mundur ke belakangku, sampai datang utusankhadijah ra. mencariku….(fathul baari, jilid 8, hal 718, hadits mursal).
· orang yang pertama beriman kepadanya dan memeluk islam ialah isterinya khadijah ra., kemudian anak pamannya ali bin abi thalib ra. ketika masih berumur 10 tahun, kemudian pembantunya zaid bin haritsah ra., dan abu bakar as shiddiq ra., dan budak pertama yang masuk islam ialah bilal bin rabah al habsyi ra., oleh karena itu khadijah ra. adalah orang yang paling pertama beriman kepadanya secara mutlak,dan rasulullah saw. telah shalat bersamanya di akhir hari senin hal ini adalah hari pertama beliau saw. shalat, dan shalat pada waktu itu adalah 2 raka’at di waktu pagi dan 2 raka’at di waktu malam.
· kemudian setelah hal ini, wahyu dari allah swt. terputus dalam beberapa waktu, dan hal ini di perselisihkan oleh para ulama mengenai lama jedah waktu terputusnya wahyu tersebut. ada yang menghitungnya paling lama 3 tahun, dan paling cepat 6 bulan dan hal inilah yang benar.
dengan terputusnya wahyu, rasululullah saw. menjadi kesulitan, dan hal ini membuat beliau saw. sangat sedih, sampai hampir-hampir beliau saw. keluar menuju gunung dan berniat untuk membenturkan kepalanya, beliau saw. mengira bahwasanya allah swt. telah membencinya setelah dia memilihnya untuk mengembang risalah yang mulia, kemudian setelah itu wahyu kembali turun kepadanya, sebagaimana yang di riwayatkan oleh imam bukhari dalam kitabnya “as shahih” sebuah hadits dari riwayat jabir bin abdullah al an shory ra. dari rasulullah saw. beliau menceritakan mengenai terputusnya wahyu, beliau menceritakan dalam haditsnya: ketika saya sedang berjalan tiba-tiba saya mendengar suara dari langit, maka aku mengangkat kepalaku maka aku melihat malaikat yang telah datang kepadaku ketika aku (sedang beribadah) di gua hira dia sedang duduk di atas kursi di antara langit dan bumi, aku sangat takut dengannya, maka akupun kembali lalu aku mengatakan: selimutilah aku maka allah swt. menurunkan surah al muddatstsir, yang artinya: “wahai orang yang berselimut bangunlah, lalu berilah peringatan! …sampai ayat yang berbunyi: dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah”. (qs. al muddatstsir: 1-5)….(shahih bukhari , jilid: 1, hal: 5).
· kemudian setelah hal ini rasulullah saw. memulai dakwahnya untuk mengajak orang-orang untuk memeluk agama islam selama tiga tahun dengan sembunyi-sembunyi. sehingga beliau berhasil mengislamkan beberapa orang dari laki-laki dan perempuan.
· allah swt. memerintahkan rasulullah saw. untuk berdakwah secara terang-terangan setelah jumlah orang yang masuk islam telah mencapai sekitar 30 orang, allah swt. berfirman, yang artinya:
“maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang di perintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”. (qs. al hijr: 94).
· pada masa awal dakwah ini, para orang-orang mukmin yang baru masuk islam dan rasulullah saw. mendapatkan siksaan dari orang-orang kafir quraisy, orang-orang musyrik khawatir rasulullah saw. akan merendahkan mereka, dan mencela tuhan-tuhan mereka kemudian memberikan mereka agama yang baru dengan mengajak mereka kepada tuhan yang esa (allah swt.) dia tidak dapat di lihat oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala penglihatan itu dan dia-lah yang maha halus lagi maha mengetahui.
· rasulullah saw. pada masa tersebut berkumpul dengan orang-orang mukmin di tempat al arqam bin abi al arqam yang telah memeluk islam juga, kemudian rasulullah saw. membacakan mereka ayat-ayat al qur’an yang telah turun kepadanya, dan mengajarkan mereka tentang hukum-hukum agama atau syariat yang telah turun kepadanya waktu itu.
· haddatsana umar bin hafshah bin ghiyats haddatsana abi haddatsana al a’masy ia berkata haddatsani amru bin murrah dari sa’id bin jubair dari ibn abbas ra. ia berkata ketika turun ayat yang berbunyi: “dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. rasulullah saw. naik ke bukit shofa kemudian beliau memanggil “wahai bani fihr! wahai bani ‘adiyy –li buthuuni quraisy- sampai mereka semua berkumpul, maka jika ada yang tidak mampu untuk keluar maka ia mengutus utusan untuk melihat tentang hal tersebut, lalu datang abu lahab dan orang –orang quraisy, lalu ia berkata: “bagaimana pendapat kalian jika aku mengabarkan kepada kalian bahwasanya anna khailan bil waadi turiidu an tughira ‘alaikum ,.apakah kalian akan mempercayaiku? mereka menjawab: ya, kami tidak pernah mengujimu kecuali engkau dalam keadaan jujur, rasulullah saw. bersabda: sesungguhnya saya adalah pembawa peringatan buat kalian di depan saya terdapat siksaan yang pedih, lalu abu lahab mengatakan: kecelakaan untukmu sepanjang hari, apakah karena ini kamu mengumpulkan kami? lalu turun firman allah swt. yang berbunyi: “binasalah ke dua tangan abu lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan”.
· orang-orang quraisy sangat ingin membunuh rasulullah saw, maka pamannya abu thalib melindunginya, dan menolak untuk menyerahkan muhammad saw. kepada mereka, kemudian ia meminta kepada muhammad setelah orang-orang quraisy itu pergi untuk meredakan dakwahnya, maka ia mengira bahwa pamannya tidak mendukungnya, maka beliau mengucapkan kalimatnya: “demi allah! jika mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah ini, sehingga allah menampakkan untuknya bahwasanya yang celaka selain dia, saya tidak akan meninggalkannya”. (mukhatashar sirah, jilid 1, hal 2).
· setelah hal ini orang-orang musyrik makin bertambah siksaannya terhadap muhammad saw. dan para sahabatnya, sampai di antara ada yang meninggala karena di siksa, dan yang lain ada yang buta.
· ketika orang-orang quraisy melihat ketetapan dan kekuatan orang-orang mukmin terhadap akidah mereka, mereka memutuskan untuk mengadakan perundingan dengan rasulullah saw. dengan memberikan rasulullah saw. harta yang di inginkannya, atau di beri kekuasaan, akan tetapi rasulullah saw. menolak semua tawaran tersebut.
· ketika rasulullah saw. telah melihat bahwa orang-orang quraisy semakin bertambah kekurang ajarannya dan senantiasa menyakiti para sahabatnya, beliau saw. bersabda kepada para sahabatnya: “bagaimana kalau kalian pergi ke negeri habsyah, karena di sana ada seorang raja yang tidak menzalimi seseorangpun yang berada di dekatnya, sampai allah swt. memberikan kelonggaran kepada kalian dan solusi terhadap apa yang kalian alami”. maka gelombang pertama hijrahlah 12 orang dari laki-laki, dan 4 dari perempuan, kemudian mereka kembali setelah mereka mengetahui bahwa umar bin khattab ra. telah masuk islam dan mengumumkan ke islamannya, akan tetapi tidak lama kemudian mereka kembali lagi (ke habsyah) bersama dengan orang-orang mukmin yang lain, jumlah orang-orang mukmin yang berhijrah ke habsyah pada gelombang ke dua ini telah mencapai 83 orang dari laki-laki dan 11 perempuan.
· orang-orang musyrik mengadakan pemutusan hubungan dengan rasulullah saw. juga bani hasyim dan bani mutthalib, agar ia tidak membai’at mereka, tidak mengadakan pernikahan dengan mereka, tidak bergaul dengan mereka, dan tidak mengadakan perdamaian dengan mereka selamanya, hal ini berlangsung sekitar 2 atau 3 tahun, sehingga rasulullah saw. dan orang-orang yang bersama dengan mereka pada masa ini menemukan usaha yang keras, dan pemutusan hubungan ini berakhir dengan usaha para uqalaa quraisy.
beberapa pelajaran dan nasihat yang bisa di ambil dari hal-hal yang telah di jelaskan di atas:
· jika allah swt. menginginkan seseorang untuk mengajak kepada kebaikan dan perbaikan maka allah swt. akan membuat hatinya benci terhadap keburukan dan kesesatan yang terdapat di masyarakatnya.
· sesungguhnya muhamamad tidak tahu kalau beliau akan di angkat menjadi seorang rasul, akan tetapi allah swt. mengilhaminya agar berkhalwat (menyepi) untuk beribadah dan membersihkan jiwanya, dan sebagai persiapan secara mental untuk memikul beban risalah, seandainya muhammad saw. tahu bahwa beliau akan di angkat menjadi seorang rasul, maka ia tidak akan terkejut ketika turun wahyu kepadanya, ketika beliau saw. kembali ke tempat istrinya khadijah ra. maka beliau saw. menanyakan tentang hal yang beliau alami di gua hira, dan beliau saw. tidak yakin bahwasanya beliau adalah seorang rasul kecuali setelah beliau melihat jibril as. dan berkata kepadanya: “wahai muhammad kamu adalah utusan allah, dan saya adalah jibril, dan setelah khadijah ra. meyakinkannya, begitupun waraqah bin naufal bahwasanya yang beliau saw. lihat di gua hira adalah wahyu yang pernah turun kepada nabi musa as.
· sesungguhnya dakwah pembaharuan atau perbaikan jika masih aneh dan tidak biasa pada suatu masyarakat, maka seharusnya seorang da’i tidak langsung mendakwahi masyarakat secara terang-terangan, sampai beberapa orang telah mengikuti dakwahnya yang rela berkorban di jalannya, sehingga jika da’i tersebut mendapatkan suatu rintangan, maka orang-orang mukmin pengikutnya akan melanjutkan dakwahnya, maka hal ini akan menjamin akan kelangsungan dakwahnya.
· sesungguhnya rasulullah saw. telah mengejutkan orang arab dengan sesuatu yang ia tidak biasa bagi mereka, sehingga mereka melakukan penolakan yang sangat keras terhadap dakwahnya, dan mereka sangat ingin melenyapkan muhammad saw. dan para pengikutnya.
· sesungguhnya ketetapan dan kekuatan orang-orang mukmin terhadap akidah mereka setelah hidup dalam kesesatan dan kejahatan serta mengalami berbagai macam siksaan dan penindasan , hal ini adalah suatu bukti terhadap kebenaran iman mereka dan keikhlasan terhadap akidah mereka.dan kemuliaan jiwa dan raga mereka, di mana mereka melihat bahwa apa yang mereka inginkan seperti ketenangan hati dan ketentraman jiwa dan akal, serta apa yang mereka raih dari keridahan allah swt. jauh lebih agung dan besar di bandingkan dengan siksaan dan penindasan yang di alami oleh tubuh mereka, sesungguhnya penguasaan terhadap orang-orang mukmin yang jujur dan da’i yang ikhlas, adalah penguasaan terhadap ruhiyah mereka bukan terhadap tubuh mereka, mereka lebih cepat memenuhi tuntutan jiwa mereka dan tidak menghiraukan tuntutan badan mereka seperti mendapatkan kenikmatan, kekenyangan dan kenyamanan, dengan hal ini dakwah akan berjalan terus, dan dengan hal ini masyarakat akan terhindar dari kezaliman-kezaliman dan kesesatan.
· sesungguhnya perkataan rasulullah saw. kepada pamannya abi thalib, dan penolakaannya terhadap tawaran quraisy ketika mereka menawarkan harta dan jabatan untuknya, adalah suatu bukti terhadap kebenaran dakwahnya dan keseriusannya untuk membimbing umat ke jalan allah swt., demikianpula seorang da’i harus mempunyai ketetapan hati untuk senantiasa menjalankan dakwahnya serta siap menghadapi cara apapun yang di gunakan oleh orang-orang yang tidak senang dengannya, tidak menghiraukan tawaran mereka dengan mendapatkan pangkat dan jabatan, maka keletihan di jalan allah swt. di sisi orang-orang mukmin adalah suatu ketentraman untuk hati mereka, serta ridha allah swt. dan surga-nya jauh lebih berharga di sisi mereka di bandingkan dengan seluruh kesenangan duniawi.
· seharusnya bagi seorang da’i mempunyai waktu untuk berkumpul dengan para pengikutnya pada waktu-waktu tertentu, seperti sekali seminggu, hal ini bertujuan untuk memberikan kepada mereka motivasi agar semakin kuat iman mereka dan siap untuk berdakwah, juga mengajarkan kepada mereka cara, dan etika seorang da’i, jika ia khawatir terhadap dirinya dan pengikutnya ketika melakukan pertemuan secara terang-terangan, maka seharusnya ia melakukan pertemuan dengan tidak secara terang-terangan agar tidak mendapatkan mudharat dari orang –orang yang tidak senang dengan dakwahnya.
· seorang da’i terlebih dahulu harus memperhatikan keluarga mereka, mendakwahi kebaikan untuk mereka, dan jika mereka menolak dakwahnya, maka ia akan mempunyai uzur atau alasan di depan allah swt. di akhirat kelak.
· seorang da’i harus senantiasa memperhatikan keadaan pengikutnya dan jika ia melihat adanya indikasi-indikasi yang akan mengkhawatirkan diri mereka dan membuat fitnah terhadap akidah mereka, ia akan mempersiapkan suatu tempat atau lingkungan yang aman dan dapat menghindarkan mereka dari gangguan orang-orang yang tidak senang dengannya.dan hal ini tidak melenyapkan jiwa pengorbanan bagi seorang da’i, karena jika mereka jumlahnya masih sedikit maka orang-orang yang tidak senang dengan mereka mampu untuk menguasai mereka, sehingga dakwah mereka akan lenyap, sementara jika mereka berada di tempat yang aman maka hal ini akan menjamin kelangsungan dakwahnya dan penyebarannya.
· orang-orang yang menolak dakwahnya tidak akan menyerah dengan mudah, ketika mereka gagal dalam satu cara untuk menggagalkan misi dakwah maka mereka akan menggunakan cara yang lain, dan akan seperti ini sampai kebenaran mendapatkan kemenangan pada akhirnya, dan ahli batil menghembuskan nafasnya yang terakhir.
fathul baari, jilid:7, hal. 188.
shahih bukhari, jilid: 4, hal. 1787.
shahih bukhari, jilid:1, hal. 4.