Under category | Rasulullah saw. Sebagai seorang suami | |||
Auther | Ahmad kasem El Hadad | |||
Creation date | 2007-11-02 14:02:26 | |||
Article translated to
|
العربية English Français Deutsch Español Italiano Русский עברית 中文 हिन्दी | |||
Hits | 88168 | |||
kirim halaman ini ke teman anda
|
العربية English Français Deutsch Español Italiano Русский עברית 中文 हिन्दी | |||
Share Compaign |
adapun kemurahan hati rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mengenai kesalahan-kesalahan istri-istrinya dan kesabaran beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. terhadap prilaku kasar mereka hal tersebut menggambarkan seorang yang mempunyai akhlak yang mulia, karena tidak pernah terdengar ada orang yang sangat bermurah hati terhadap istri-istrinya sebagaimana yang pernah di contohkan oleh rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam.
bersamaan dengan hal ini beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. tetap agung dan terhormat, serta tetap agung dan luhur kedudukannya di sisi allah swt. dan di sisi manusia, anda telah melihat dalil-dalil di pembahasan yang telah lewat mengenai sabar dan kemurahan hati rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. apa yang terdapat di dalam pembahasan tersebut sudah cukup sebagai penarikan kesimpulan mengenai apa yang saya katakan secara umum, akan tetapi di sini saya akan mengutarakan beberapa dalil lain yang juga berkaitan dengan topik ini, yaitu sebagai berikut:
1. dari umar bin khattab radhiyallahu 'anhu beliau mengatakan: "kami kaum quraisy sangat berkuasa terhadap kaum perempuan (istri-istri), dan ketika kami datang ke tempat orang-orang anshar, (kami terkejut) karena mereka adalah kaum yang di kalahkan (toleran) dengan istri-istri mereka, maka mulailah istri-istri kami mengambil (meniru) etika perempuan-perempuan anshar, beliau mengatakan: kemudian aku bergaduh dengan istriku kemudian dia kembali (meminta maaf) kepada saya, namun aku tidak ingin dia kembali (minta maaf), maka dia bertanya: kenapa engkau tidak senang aku kembali ke kamu? demi allah! sesungguhnya istri-istri rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. kembali (meminta maaf) kepadanya, sekalipun salah seorang di antara mereka marah terhadap rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. dari siang sampai malam hari, umar berkata: maka aku menjadi terkejut dengan hal tersebut, dan aku (umar) berkata kepadanya (istrinya): sungguh suatu hal yang sia-sia yang telah melakukan hal tersebut dari mereka, umar berkata: kemudian aku memakai pakaianku kemudian aku turun menemui hafsah dan aku bertanya kepadanya: wahai hafsah! apakah salah seorang dari kalian sedang marah kepada rasulullah dari siang sampai malam? maka ia menjawab: benar, umar berkata: lalu aku mengatakan: sungguh engkau telah rugi dan berbuat hal yang sia-sia, apakah kalian akan aman dari kemarahan allah swt. karena kemarahan rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. kemudian kamu menjadi celaka? …
(hr. bukhari).
perhatikan! bagaimana umar bin khattab radhiyallahu 'anhu terkejut dengan permohonan maaf istrinya dari kesalahan yang sepele, sementara rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. menerima permohonan maaf para istrinya.
bahkan beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. bersabar dengan kemarahan mereka terhadapnya,sekalipun mereka tidak mengajak rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. ngobrol, sementara beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. adalah seorang nabi yang agung dan dan pemimpin yang mulia, semua hal ini (beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. dapat mengaturnya dengan baik) di karenakan kemurahan hatinya yang agung begitupun kesabarannya.
2. yang lebih menakjubkan lagi dari hal yang telah kita paparkan di atas ialah sekalipun mereka marah kepada rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. namun beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. tetap berlemah lembut dalam berbicara dengan mereka, seolah-olah tidak ada kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat sedikitpun.
dari aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. berkata kepada saya: "sesungguhnya saya mengetahui jika kamu lagi senang kepada saya, begitupun saya mengetahui jika kamu sedang marah kepada saya", aisyah berkata: maka aku bertanya: dari mana baginda mengetahui hal tersebut? maka beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. menjawab: "adapun jika engkau sedang senang kepadaku maka kamu akan mengatakan: tidak dan demi tuhan muhammad, dan jika engkau sedang marah, maka kamu mengatakan: tidak dan demi tuhan ibrahim", aisyah berkata: benar, demi allah, wahai rasulullah! saya tidak akan marah kecuali dengan namamu".
(hr. bukhari).
3. dari anas bin malik radhiyallahu 'anhu beliau berkata: adalah rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. berada di tempat salah seorang dari istrinya maka salah seorang dari istrinya mengirim sepiring makanan, kemudian istri rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. yang sedang beliau sedang kunjungi rumahnya memukul tangan pembantu (yang membawa makanan tersebut) sehingga piring tersebut jatuh dan pecah, kemudian rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mengumpulkan retakan piring dan mengumpulkan makanan yang terdapat di piring tersebut, dan beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mengatakan: "ibu kalian (ummahatul mukminin) sedang cemburu" kemudian beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. menahan pembantu (yang membawa makanan tersebut) sehingga ia mendatangkan piring dari rumah istrinya yang sedang beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. tempati, dan beliau mengirim piring yang bagus kepada istrinya yang piringnya pecah dan menyimpan piring yang pecah di tempat ia pecah.
(hr. bukhari).
perhatikan! betapa besarnya kemurahan hati rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. terhadap istri-istrinya, sehingga salah seorang dari mereka marah kepada beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. dari siang sampai malam, sampai menyindir namanya yang agung.
bersamaan dengan hal tersebut rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. tetap bermurah hati, bersabar dan tidak terlalu mengambil pusing hal tersebut dan memaafkannya, sementara beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mampu untuk menceraikannya, sehingga boleh jadi tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada mereka, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.
hal ini sesuai dengan janji allah swt. (di dalam surah at tahrim ayat: 5) jika beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. menceraikan mereka, akan tetapi rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. adalah seorang yang penuh lemah lembut dan penyayang dan pemaaf sehingga beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. selalu memaafkan dan bermurah hati dari kebodohan-kebodohan atau kekeliruan yang di lakukan istri-istrinya (dan senantiasa menasihatinya ke jalan yang benar).