Under category | bagaimana cara kita mendidik anak-anak kita? | |||
Creation date | 2010-02-25 03:54:34 | |||
Article translated to
|
العربية English Español Русский | |||
Hits | 9821 | |||
kirim halaman ini ke teman anda
|
العربية English Español Русский | |||
Share Compaign |
pendidikan dengan nasihat
dan petunjuk para ulama salaf (klasik) mengenai hal tersebut.
pendidikan dengan nasihat berdasarkan dua hal, yaitu sebagai berikut:
pertama:menjelaskan yang hak (kebenaran) dan menjauhi kemungkaran.
kedua:membangkitkan hati nurani atau semangat.
seorang anak akan merasa jika kesalahannya di koreksi dan di perbaiki serta menjelaskan yang hak sehingga dengan upaya ini kesalahannya akan semakin minim[1], adapun membangkitkan perasaan ialah akan berfungsi sesuai dengan fungsinya karena jiwa mulutnya adalah siap untuk menerima apa yang ia terima[2]nasihat akan memberikan gairah terhadap anak untuk melakukan (hal baik) yang di inginkannya.
diantara jenis-jenis nasihat sebagai berikut:
memberikan nasihat dengan sebuah kisah.
ketika seorang yang menyampaikan kisah menyampaikan kisahnya dengan baik dan menarik sehingga bisa menarik perhatian anak dan meresapi kisah yang di sampaikan, hal ini adalah termasuk cara-cara yang bisa memberikan hasil yang baik dan sukses.[3].
nasihat dengan cara percakapan.
yaitu percakapan yang menarik dan tidak membosankan [4], kemudian seorang pembina harus memperhatikan kesalahan yang di lakukan oleh anak dan berusaha memperbaikinya dengan penuh hikmah.
menasihati dengan memberikan contoh.
yaitu contoh dari makna nasihat yang di inginkan yang dapat membantu seorang anak memahami maksud dari nasihat tersebut.
menasihati dengan peristiwa yang terjadi.
ketika terjadi suatu peristiwa maka hal ini dapat di jadikan oleh seorang pembina atau orangtgua untuk memberikan nasihat, seperti peristiwa kerusakan akibat dari peperangan dan kelaparan, agar anak dapat mengingat nikmat atau karunia allah swt., hal ini akan sangat berpengaruh pada jiwa anak sehingga nasihat tersebut dapat membekas dengan sangat dalam ke dalam jiwa sang anak.[5]
petunjuk para ulama salaf dalam menasihati ialah:
ikhlas dan mutaaba’ah (tindak lanjut), karena jika seorang pembina atau orangtua tidak melaksanakan nasihat atau tidak ikhlas maka nasihatnya tersebut tidak akan dapat membuka hati[6]
termasuk juga petunjuk mereka adalah mengajak anak ngobrol yang dapat di terima oleh akalnya, berlemah lembut ketika mengajaknya ngobrol, sehingga nasihat yang akan di sampaikan dapat tertanam di dalam jiwanya[7]
demikian juga dalam memberikan nasihat orangtua atau pembina harus memperhatikan waktu yang sesuai yang tepat untuk memberikan nasihat kepada anaknya, yaitu waktu yang dadanya dapat lapang menerima nasihat dan di waktu sendiri, jika seorang anak sedang sakit di saat ini juga orangtua atau pembina dapat memberikan nasihat karena pada keadaan seperti ini akan terkumpul antara kelembutan hati dan kemurnian fitrah[8]dan adapun memberinya nasihat ketika ia sedang asyik bermain atau sedang berada di depan orang banyak maka tidak akan mendatangkan manfaat.
orangtua juga harus memperhatikan untuk tidak terlalu sering memberikan nasihat sehingga anak tidak akan merasa bosan, akan tetapi orangtua harus memperhatikan jedah waktu memberikan nasihat agar anak dapat menerima nasihat tersebut dengan baik.
--------------------------------------------------------------------------------
[1]lihat tarbiyatul al aulaad fil islaam oleh abdullah naashih ‘ulwaan, hal: 2/645.
[2]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal: 187.
[3]lihat asaalibu tarbiyah al islaamiyah oleh abdul wahab al yabtin, hal: 48.
[4]lihat ushuulu tarbiyah al islaamiyah oleh abdurrahman an nahlaawi, hal: 206.
[5]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal: 387.
[6]lihat tarbiyatul al aulaad fil islaam oleh abdullah naashih ‘ulwaan, hal: 2/686.
[7]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad nur suwaied, hal: 335-336.
[8]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal: 187.