Under category | Pembahasan Seputar Aqidah | |||
Creation date | 2013-05-09 23:49:46 | |||
Hits | 997 | |||
Share Compaign |
Takdir dan ketentuan Allah, kehendak dan keinginan serta sebab dan akibat
Allah tabaraka wa ta'ala telah menentukan takdir seluruh makhluk sebelum menciptakan mereka. Tiap makhluk di ciptakan dalam keadaan mempunyai takdirnya sebelum di wujudkan dirinya. Sebagaiman yang di terangkan dalam firmanNya:
﴿ وَخَلَقَ كُلَّ شَيۡءٖ فَقَدَّرَهُۥ تَقۡدِيرٗا ٢﴾. [الفرقان :2]
"Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya". (QS al-Furqaan: 2).
Demikian juga dalam firmanNya:
﴿ إِنَّا كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَٰهُ بِقَدَرٖ ٤٩﴾.[ القمر :49]
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut takdir". (QS al-Qomar: 49).
Dan firmanNya:
﴿ وَكَانَ أَمۡرُ ٱللَّهِ قَدَرٗا مَّقۡدُورًا ٣٨﴾. [ الأحزاب :38]
"Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku". (QS al-Ahzab: 38).
Dan Allah ta'ala telah mentakdirkan, takdir yang baik maupun yang buruk. Di dalam kitab shahih, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ » [أخرجه مسلم]
"Engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk". HR Muslim no: 8. Dari haditsnya Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu.
Maka, ilmunya Allah adalah suatu kepastian bagi takdir yang telah ditentukanNya. Dan tidak ada orang yang menjadikan sebuah takdir melainkan pasti orang itu mengetahuinya, akan tetapi, seseorang tidak mungkin bisa mengetahui secara detail dan rinci, di mana tempat dan perputarannya, permulaan serta akhirnya, melainkan Dzat yang menciptakannya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
﴿ لِتَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عِلۡمَۢا ١٢﴾. [ الطلاق :12]
"Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS ath-Thalaq: 12).
Dan juga dalam ayatNya yang lain:
"Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? (QS al-Mulk: 14).
Barangsiapa yang menafikan takdirnya, maka secara tidak langsung sedang menafikan ilmuNya, juga sebaliknya, orang yang menafikan ilmuNya, maka sama dengan sedang menafikan takdirnNya.
﴿ مَّا فَرَّطۡنَا فِي ٱلۡكِتَٰبِ مِن شَيۡءٖۚ ٣٨.﴾ [ الأنعام: 38]
"Tidaklah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab (lauh mahfud)". (QS al-An'aam: 38).
Dan dalam firmanNya yang lain, Allah berfirman:
﴿ وَكُلَّ شَيۡءٍ أَحۡصَيۡنَٰهُ فِيٓ إِمَامٖ مُّبِينٖ ١٢﴾ [يس:12 ]
"Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (lauh mahfud)". (QS Yasin: 12).
Dan ciptaan Allah itu terbagi menjadi dua jenis:
"(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam". (QS at-Takwiir: 28-29).
﴿ قَالَ أَتَعۡبُدُونَ مَا تَنۡحِتُونَ ٩٥ وَٱللَّهُ خَلَقَكُمۡ وَمَا تَعۡمَلُونَ ٩٦﴾ [الصافات : 95-96 ]
"Ibrahim berkata: "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu ? Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". (QS ash-Shaafaat: 95-96).
Oleh karenanya, tidak boleh bagi akal, hanya terpaku, tidak tergerak untuk beriman melainkan dengan sesuatu yang apabila bisa di mengerti hikmah serta hakekat takdir Allah tersebut. karena, ada begitu banyak hikmah yang tidak bisa terungkap oleh akal, di karenakan akal tidak akan sanggup untuk menampung semuanya, ibarat akal seperti wadah sedangkan sebagian hikmah bagaikan air laut yang tak bertepi, kalau sekiranya di tumpahkan seluruhnya tentu akan menjadikan dirinya bingung dan tidak paham. Dan ada sebagian hikmah yang bila semakin di selami justru akan semakin menambah bingung. Ilustrasinya sama seperti halnya mata, jika semakin lama memandang sinar mentari di tengah hari tentu akan semakin menambah kebingungan.