عربي English עברית Deutsch Italiano 中文 Español Français Русский Indonesia Português Nederlands हिन्दी 日本の
Knowing Allah
  
  

Under category bagaimana cara kita mendidik anak-anak kita?
Creation date 2010-03-01 03:07:45
Article translated to
العربية    English    Español    Русский   
Hits 8024
kirim halaman ini ke teman anda
العربية    English    Español    Русский   
kirim halaman ini ke teman anda Print Download article Word format Share Compaign Bookmark and Share

   

pendidikan dengan anjuran

ancaman dan anjuran adalah merupakan faktor-faktor yang sangat urgen dan pokok untuk mengembangkan akhlak yang baik serta memperkuat nilai-nilai moral di dalam masyarakat[1], hal ini merupakan hal yang sangat penting dan darurat untuk di terapkan pada anak di masa kanak-kanaknya, karena perbuatan yang baru pertama kali di lakukan adalah sangat sulit bahkan membutuhkan insentif atau pendukung yang dapat membantunya untuk melakukan hal tersebut sehingga ia nantinya dapat dengan mudah melaksanakannya[2].

 sebagaimana juga anjuran (untuk melakukan hal yang baik) akan mengajari anak tentang kebiasaan dan perangai yang senantiasa di lakukannya, sehingga hal tersebut dapat melekat pada dirinya.

anjuran terbagi kepada dua bagian, yaitu: moral dan materi, sebagian ahli pendidikan mengatakan bahwa yang di dahulukan adalah pendidikan moral daripada pendidikan tentang materi, hal ini di harapkan agar anak tidak terlalu cinta kepada materi[3].

ada beberapa faktor yang dapat mendukung keberhasilan seorang pembina dalam mendidik anak-anaknya, sebagai berikut:

adanya anjuran adalah langkah pertama sehingga pada nantinya anak akan mengharap apa yang terdapat di sisi allah swt. yaitu pahala dunia dan akhirat, seperti menganjurkan anak untuk berakhlak mulia yang di sertai dengan imbalan dan dengan mengatakan berakhlak mulialah agar ayah dan ibumu menyayangimu, kemudian katakan agar allah swt. menyayangimu dan meridhoimu, cara seperti  ini dapat di terima oleh akal seorang anak[4]
 

tidak menjadikan imbalan sebagai syarat untuk berbuat, hal ini terlaksana dengan tidak memberikan imbalan kepada anak atas perbuatan yang urgen seperti makan atau menertibkan kamarnya dll, bahkan di kurangi imbalan terhadap akhlaknya yang baru dan benar[5]dan seharusnya imbalan tersebut tidak di janjikan sebelumnya, karena jika di dahului dengan janji-janji akan menjadikannya sebagai suatu syarat untuk melakukan perbuatan.
 

 

adanya imbalan tersebut di berikan setelah anak menyelesaikan pekerjaannya secara langsung[6]hal ini di masa kanak-kanaknya , menunaikan janji agar anak tidak belajar untuk berbohong dan menyalahi janji, adapun di masa ia akan beranjak baligh maka tidak mengapa untuk mengakhirkan imbalan yang akan di berikan agar anak belajar untuk berbuat dengan mengharapkan pahala akhirat sehingga ia dapat melupakan letihnya beramal dan gembira dengan imbalan yang di berikan kemudian.


--------------------------------------------------------------------------------

[1]lihat atstsawaab wal ‘iqaab oleh ahmad ali badawi, hal: 61.

[2]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal 374.

[3]lihat atstsawaab wal ‘iqaab oleh ahmad ali badawi, hal: 62-65.

[4]lihat manhaj tarbiyah al islaamiyah oleh muhammad quthb, hal: 377-378.

[5]lihat atstsawaab wal ‘iqaab oleh ahmad ali badawi, hal: 61-62.

[6]lihat akhtha’u tarbawiyah as sya’iah oleh ummu hasan al hulwi, hal: 67, dan al musykilaatu as suluukiyah nabih al ghibrah hal: 13.




                      Previous article                       Next article




Bookmark and Share


أضف تعليق